Mohon tunggu...
Alexa Christina
Alexa Christina Mohon Tunggu... -

Teacher I Executive Writer I Papua Analyst I Netizen I Angel Investor I Mother and work for Nation. It is my honour to be Kompasianer and to share with all Kompasianers. :) \r\n

Selanjutnya

Tutup

Politik

Benarkah Demi Papua???

28 Mei 2012   09:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:41 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sudah sekian puluh tahun Papua Barat menuntut melepaskan diri dari Indonesia. Para tokohnya tak lelah berjuang-menegakkan semangat kemerdekaan. Benny Wenda di Inggris, Jacob Rumbiak dan Herman Wanggai di Australia, Andy Ayamiseba di Vanuatu, dan beberapa yang lain di negara mereka tinggal. Mereka melakukan demonstrasi, merilis website, melakukan lobi kepada parlemen, menggalang donasi dan simpati seraya menunjukkan pada dunia apa yang terjadi di Papua Barat. Namun perhatikan sekali lagi. Benarkah mereka melakukannya demi Papua Barat?

Benny Wenda meluncurkan International Parliamentarians for West Papua (IPWP) di London pada 2008. Kemudian di beberapa tempat seperti Papua New Guinea, Parlemen Eropa dan Parlemen Skotlandia. Sementara International Lawyers for West Papua (ILWP) baru saja diluncurkan di Australia pada April 2012 yang lalu. Selain itu, Benny Wenda juga merilis www.freewestpapua.org untuk mengumpulkan simpati para netizen sekaligus menggalang donasi. Sampai saat ini ia hidup nyaman di London.

Andy Ayamiseba pun turun ke jalan melakukan demonstrasi menolak datangnya pesawat hercules dari Jakarta ke Port Vila yang membawa bantuan berupa peralatan komputer lengkap, mobil ambulan dan traktor pada pertengahan Mei 2012 lalu. Andy mengatakan bahwa motif Indonesia memberi bantuan kepada Vanuatu hanya satu yaitu membungkam isu Papua di Vanuatu. Namun Andy pun hidup tentram dan mapan di Port Vila. Herman Wanggai dan Jacob Rumbiak juga melakukan aksi menggembar-gemborkan masalah HAM yang dialami warga Papua Barat. Mereka juga menikmati hari-harinya di Australia.

Mari lihat lagi. Dari semua rangkaian tingkah polah, mulai dari demonstrasi, membuat website, lobi parlemen dan lain sebagainya, muara akhirnya adalah memisahkan diri dari Indonesia. Tetapi perhatikan sekali lagi. Itu bukanlah tujuan akhir. Itu hanyalah isu yang menjadi bahan jualan agar mendapatkan uang (dan semua orang juga tau).

Jika kemerdekaan Papua adalah isu yang diperjualbelikan oleh orang-orang tersebut untuk mendapatkan uang dan menikmati hidup nyaman di luar negeri, mengapa yang di dalam negeri harus peduli dengan mereka?? Bukankah lebih baik mengurus masa depan anak-anak berbakat Papua.

Bagi Pemerintah Indonesia, memajukan kesejahteraan bagi anak-anak Papua lebih menggairahkan daripada mengurusi orang-orang di atas yang sibuk gembar-gembor tapi senantiasa hidup mapan dan nyaman. Bagi seluruh rakyat Indonesia, merangkul Papua untuk tetap bersama NKRI adalah anugerah terindah sebagai sebuah bangsa. Bagi saya, mendoakan kesejahteraan dan kedamaian Papua adalah kesempatan terbaik yang Tuhan berikan pada saya.

Terimakasih sudah membaca.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun