Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Yuk Tanam Pohon, Lestarikan Bumiku

11 Januari 2020   07:48 Diperbarui: 11 Januari 2020   08:22 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerakan Menanam Pohon (Dok Twitter UGM)

Pohon menopang kehidupan kita dengan berbagai cara. Memperbaiki kualitas udara, menjaga kualitas air yang kita konsumsi, juga memberi kesejukan. Yuk kita ikut menanam pohon, dan jaga pepohonan yang tumbuh di hutan kita!

#harigerakansejutapohon #harigerakansatujutapohon 

Begitu status Twitter UGM 10 Januari 2020, menarik dengan hastag yang ditulis #harigerakansejutapohon, kalau semua kampus, lembaga di pemerintahan, lembaga BUMN, lembaga yang beroperasi usahanya di Indonesia kemudian bergerak secara masif dan berkelanjutan dalam mendonasikan 1 pohon 1 orang saja,dan kemudian ditanam di lahan yang tepat, maka seiring bertambahnya hari, pohon itu akan hidup, tumbuh ke atas dan membesar sedikit demi sedikit, maka selain lingkungan jadi rindang, udara sejuk, juga mampu menyerap racun dan air hujan dan disimpan di dalam akar-akarnya. 

Belum lagi, burung berkicau akan bersuara merdu dipagi hari, bisa dijadikan tempat untuk berlindung dan induk burung membuat susuh atau rumah dengan bahan dari daun pohon, atau sejenisnya, makhluk ini merasa nyaman, dan berkembang biak dan semua pohon yang sudah tumbuh ini akan berdoa, termasuk sekelompok burung yang menikmati rindangnya pohon karena ulah baiknya manusia di muka ini. 

Para pedagang atau pejalan kaki dan mereka yang mau senam pagi pun, merasakan sejuk dan rindang, hawa udara di sekitarnya begitu natural, saat siang pun bisa duduk santai di bawah pohon rindang itu, sambil menikmati makanan siang yang dijual dibawah pohon dan minumnya kopi, wah enaknyoooo....

Saat malam hari, pohon ini bisa mengeluarkan karbon dioksida atau racun sehingga dihindari bagi kita saat malam hari berada dibawah pohon, namun sebaliknya saat pagi dan siang hari ketika berfotosintesis, pohon mengeluarkan oksigen, sehingga hawa di sekitarnya sejuk dan menyejukan. 

Zaman Kecilku, Adakah Gerakan Tanam Pohon

Awal tahun delapan puluhan, orangtua atau simbahku, selalu senang dengan tanam wit-witan, wajar saja lahan pekarangan dirumah dipenuhi dengam pohon kelapa, pohon tegakan, pohon mangga, dan sejenisnya, bahkan saat itu hampir tak ada ruang kosong yang tanpa ada pohon, semuanya tumbuh tanaman, termasuk tanaman obat-obatan dan pisang klutuk atau pisang untuk susu. Sehingga hampir tiap hari simbahku senang dengan makanan umbi dan pisang, belum lagi ditambah daun singkong dan lengguk dari lahan sawahnya, dan itu diwariskan kepada semua anaknya untuk diteruskan dan diplihara dengan baik. 

Selain hawanya rindang, bikin betah kalau pohonnya rindang, terlebih saat ingin minum, tinggal naik pohon kelapa dan minta ijin dulu sama simbahku, bolehkan naik pohon kelapa dan ambil kelapa yang masih muda, haus mbah, ya sudah sana naik kalau bisa, ambil secukupnya dan dihabiskan airnya sama kelapa muda didalamnya, kalau bisa nanti tepesnya di ambil, biar untuk membersihkan di dapur dan untuk membersihkan kolam mandi, begitu pesan simbah di era 80an kepadaku. 

Prinsipnya simbahku ternyata memiliki filosofi yang bagus, pertama, sebagai cucu maka kalau makan nasi atau makan buah ataupun lainnya, harus dihabiskan, jangan tersisa, kalau ada sisa dijemur lalu dibuat loyang, kemudian loyang ini dikasihkan untuk pakan bebek atau ayam. Jangan membiasakan menyisakan makanan saat kita sudah ambil makanan. Habiskan dan ingat sebelum makan berdoa dulu biar fisik kita selalu sehat selalu. 

Kedua filosofi simbah, adalah menanam pohon itu bisa diwariskan kepada keluarganya, kalau nanti simbah sudah meninggal, ini wit-witan di pelihata dan jangan sampai dipotong tanpa ada alasan yang penting, rantingnya yang jatuh dikumpulkan lalu dijemur hingga kering, wajar saja setiap hari simbah saat masih gesang lebih banyak dikebun, dan ranting pohon yang jatuh dikumpulkan lalu disimpen di gudang belakang rumah, saat ada acara hajatan atau penting, ranting ini bisa jadi bahan baku untuk masak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun