Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Joki "Hajar Aswad" Merasa yang Paling Benar

19 Agustus 2019   08:02 Diperbarui: 19 Agustus 2019   08:06 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doc nasional.inilah.com

Bagi anda yang pernah menjalankan ibadah umroh dan haji, saat ingin mencium hajar aswad atau thowaf dilantai ke sekitar kabah maka akan melihat jamaah berdesakan dan saling sikut sana sikut sini, bahkan ada yang berani bayar joki sekedar untuk mencium hajar aswad.

Dan anehnya joki ini ada dan wajahnya juga orang Indonesia, faseh berbahasa Indonesia dan juga bahasa arab, mereka mencoba mengais rejeki di negeri penghasil minyak terbesar di dunia. 

Menjadi joki tidaklah mudah di kompleks hajar aswad, bukan hanya dalam waktu sekejap terus kemudian bisa memperoleh kepercayaan dan dibiarkan saja sama pihak atsar, yang jelas mesti ada komunikasi yang tersirat dan orang lain tidaklah tahu, kalau sudah jadi mata pencaharian utama di tempat itu, dan dianggap mudah mencari uang di tempat tersebut, siapa orang yang tidak tergoda.

Bagi jamaah haji dan umroh, juga ingin sekali mencium hajar aswad, tapi sangat jarang terjadi di era zaman now, kecuali dapat hidayah dari Allah SWT yang bersangkutan di mudahkan bahkan saat mencium hajar aswad serasa sepi dan ada yang memandunya, dia hanya berdoa dan pasrah kepada Allah SWT, dan doanya dikabulkan, walhasil dengan mudah bisa mencium hajar aswad tanpa harus sikut sana sikut sini. 

Namun bagi orang yang berhaji dan umroh, terkadang saat dirumah ada keluarga jamaah bertanya, bisa mencium hajar aswad tanpa berdesak-desakan, apalagi tidak sikut sana sikut sini, padahal tak pernah sepi jamaah dan ketemu tidak dengan jogi orang indonesia yang memberikan jasa biar bisa mencium hajar aswad. 

Inilah yang harus dijawab oleh para hujaj atau mereka yang berumroh. Maka ada yang menjawab belum mencium hajar aswad dengan alasan tidak mungkin bis mencium hajar aswad tanpa tidak mengorbankan orang lain, dan sangat beresiko, apalagi sangat padat dan jamaah dari dunia tenaganya lebih kuat dan tinggi-tinggi, sedangkan orang Indoneaia menjadi salah satu negara dengan penduduk terpendek di dunia.

Bagi orang yang lanjut usia pun akan susah untuk bisa mencium hajar aswad, dan dia merasa minder kalau harus sikut sana sikut sini, tenaganya terbatas, dan khawatir nanti tidak bisa bernafas karena sesak dan beresiko, walaupun harus ada joki, tidak menjamin akan cepat mencium, tetap harus sikut sana sikut sini. 

Terus Siapa yang merasa benar

Bagi joki gimana akan bisa mencium hajar aswad jika tidak mensikut sana sikut sini, bahkan penulis juga pernah lihat dan melihat bagaimana joki ini menjalankan tugasnya saat ada orang bayar jasanya. Mereka tidak sendiri bahkan satu group untuk menjalankan jasa dibayar. 

Masing-masing menjalankan pengamanan seperti halnya ketika ada pengamanan tamu tokoh besar saja, asal pengguna mau bayar ya tetap melakukan tugasnya untuk menyelesaikan target, jamaah bisa mencium hajar aswad.

Bahkan dikutip dari liputan6.com tentang joki mencium hajar aswad pun ada tarifnya. Nurhamida salah satu jamaah haji mengungkapkan, kisaran harga yang dipatok oleh para joki Hajar Aswad bisa mencapai 1.000 riyal atau sekitar Rp 3 juta. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun