Mohon tunggu...
M U Ginting
M U Ginting Mohon Tunggu... -

penggemar dan pembaca Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Politik

Siapa Salah dan Salahnya Apa

2 Juni 2017   15:05 Diperbarui: 2 Juni 2017   15:26 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Kita keluarga besar, kita NKRI. Jangan sampai umat Islam merasa disakiti, Kristen merasa disakiti, Hindu, Buddha merasa disakiti. Kok keluarga besar saling menyakiti. Apakah akal sehat, pakai logika, hentikan. Mari saling menghargai, jaga kesatuan," ucap Ketua MPR Zulkifli Hasan merdeka.com 2/6

Kalau nasihatnya ngambang tak jelas sasarannya, nasihat itu akan berlalu begitu saja tanpa efek apa-apa. Nasihat yang lebih konkret Pak ZH! Misalnya kalau menasihati  'imam besar' Rizieq jangan menghina kristen 'mana bidan Jesus'. Jelas apa yang salah dan apa yang harus diperbaiki.

Kalau Dalai Lama bilang sekarang ini 'Religion has become an instrument to cheat people' atau Ahok bilang 'ayat 51 Almaidah dipakai untuk menipu orang' kan pada hakekatnya sama saja, Dalai Lama maupun Ahok tidak bisa dikatakan menodai agama. Kalau tadi Dalai Lama mengucapkan hal itu di Jakarta, apa patut kalau Dalai Lama dijatuhi hukuman 2 tahun penjara? Disini juga jelas mana yang patut dan tidak patut dan jelas mana yang harus diperbaiki dan oleh siapa, demi 'persatuan' itu.

Ketika Trump dimaki-maki diseluruh AS karena salah omongannya soal wanita, Trump lantas kasih contoh dan bikin konfrensi pers dengan seorang wanita yang pernah diperkosa oleh Bill Clinton. Publik AS jelas yakin bahwa memperkosa wanita pasti lebih jelek daripada ngomong jelek tentang wanita, walaupun keduanya juga jelas sama-sama jelek. Lawan-lawan Trump (Clinton dkk) jadi bungkam dan mengerti mana yang salah dan yang harus diperbaiki. Begitu juga dipihak Trump dkk. Itulah keterbukaan dan terus terang, persoalan konkret dibuka diatas meja sehingga yang berbuat salah tahu dan publik seluruh negeri juga jadi tahu bisa menilai secara jelas siapa salah dan apa yang harus diperbaiki.

Ketika seluruh dunia bikin persetejuan Paris soal perubahan klimat, barusan saja (hari ini 2/6) Trump menyatakan keluar dari persetujuan Paris itu. Seluruh pemimpin dunia menentang sikap Trump, bahkan ada yang begitu keterlaluan menonjolkan kepahlawanannya untuk menyelamatkan dunia bilang kalau banyak negara akan hilang kalau perubahan klimat tidak dijaga, generasi muda hancur dsb dsb . . . waow . . . situasinya seperti ini, kalau seorang pencuri terang-terangan tunjukkan diri, pencuri-pencuri lainnya pada berlomba teriak 'pencuri' siapa yang paling keras suaranya. Tetapi semuanya juga pencuri. Siapa yang tahu apa dan berapa tiap pencuri itu akan mengurangi emisi gas racunnya dinegerinya masing-masing?

Trump tidak memboikot sepenuhnya persetujuan itu, tetapi dia melihat bahwa persetujuan itu lebih banyak menyinggung ekonomi dan ini memberatkan bagi situasi AS sekarang karena akan menambah pengangguran yang dia ingin kurangi demi 'make America great again' artinya fabrik-fabrik dan infrastruktur harus dibangun kembali.  

Trump tetap pada janjinya mengutamakan kelas pekerja AS, dan mau menghidupkan kembali industri AS termasuk dari energi batu bara,  dan menuduh Obama bersama neolibnya yang berada dibelakang semua persetujuan ini dan yang selama ini juga telah bikin pengangguran besar-besaran bagi buruh-buruh industri AS karena industrinya dipindahkan ke luar negeri terutama ke China. Seorang ahli klimat orang Swedia bilang kalau pengunduran diri Trump dari persetujuan Paris tidaklah begitu banyak artinya bagi perubahan klimat itu sendiri. Perkembangan dunia mencari sumber energi baru mengurangi pemakaian minyak dan batu bara, seperti tenaga angin, matahari dsb, sedang marak-maraknya seluruh dunia. Inilah arus pokonya yang sedang berjalan.

Sikap Trump adalah sama dengan sikap China yang dulu menentang pengurangan emisi gas racunnya karena ketika itu mau meningkatkan produksi industrinya. Sekarang China berada didepan menyetujui persetujuan Paris karena takut produksinya akan diboikot diseluruh dunia dan ini adalah kematian bagi China. Kalau dulu China memboikot demi meningkatkan produksi (seperti Trump sekarang) tetapi sekarang China antusias karena mau menjual produksinya. Semua negeri lain juga diuntungkan oleh sikap China ini dengan produksi murahnya, kecuali Trump dan negerinya yang malah mengancam akan memajaki tinggi produksi China yang masuk ke AS.

Sikap membantah dan sikap terbuka dan terus terang Trump telah banyak bikin perubahan positif di dunia.

Ayo pak ketua MPR katakan terus terang apa adanya! Siapa bersalah dan salahnya apa! Hanya dengan begitu bisa ada perubahan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun