Mohon tunggu...
M U Ginting
M U Ginting Mohon Tunggu... -

penggemar dan pembaca Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Politik

Beberapa Kesimpulan dan Kenyataan

8 Juni 2017   17:18 Diperbarui: 8 Juni 2017   17:46 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"AS, Inggris, dan sekutunya diam-diam mendukung kelompok 'teroris Islam' di Afganistan, Bosnia, Kosovo, Libya, untuk memicu permusuhan etnis dan kekerasan sektarian yang kemudian dijadikan pintu masuk untuk campur tangan mereka." Inilah politik divide and conquer. https://www.merdeka.com/dunia/keterlibatan-hizbut-tahrir-dalam-agenda-as-gulingkan-rezim-timteng.html

1. fabrik teroris 

Mereka (AS, Inggris, dan sekutunya) 'diam-diam mendukung kelompok teroris Islam'. Chossudovsky juga menyebut HT (Hizbut Tahrir) pernah bekerja sama dengan intelijen Inggris MI6, seperti dilansir Global Research, Mei 2011.

Dalam prakteknya, mereka ini tidak hanya mendukung kelompok teroris  tetapi juga aktif membentuk organisasi teroris seperti yang dikatakan oleh prof Michel Chossudovsky itu:

"the so-called war on terrorism is a front to propagate America's global hegemony and create a New World Order. Terrorism is made in USA, The global war on terrorism is a fabrication, a big lie".

contohnya yang jelas ialah ISIS

2. deep state

Yang dimaksud dengan USA sebelum Trump masuk ke Gedung Putih ialah AS (USA) dengan semua presiden dibawah kekuasaan neolib, tidak urusan dari partai D atau R sejak era Andrew Jackson, dimana yang punya kekuasaan sebenarnya ialah 'the party of money' atau 'the secret goernment' atau terakhir setelah Trump jadi presiden, kekuasan rahasia ini disebut 'deep state'. Ini erat kaitannya dengan usaha-usaha menggulingkan Trump dari dalam termasuk dengan usaha pemakzulan. Istilah deep state sudah populer di AS terutama dikalangan Trump cs orang-orang nasionalis tetapi juga dikalangan anti-Trump dengan nada menolak adanya deep state.

 

3. AS terbagi dua

Dengan adanya 'deep state' ini dan yang sudah diakui dan diawasi secara cermat oleh Trump cs, maka dengan sendirinya apa yang dimaksud dengan politik AS sekarang ini, terutama politik luar negerinya harus ada catatan dalam pemikiran, apakah itu politik AS deep state atau politik AS pro nasionalist Trump. Walaupun sering susah membedakannya terutama juga karena ceplas-ceplos Trump sendiri, tetapi secara hakiki punya tujuan berbeda, yaitu demi kepentingan global neolib atau demi kepentingan nasional AS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun