Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Bayar Lima Ribu Dulu, Baru Bisa Tersenyum

20 Mei 2020   04:02 Diperbarui: 20 Mei 2020   04:06 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di atas Bukit Manyasal, dengan latar belakang Teluk Jailolo dan Gunung Tugu Aer. (foto: dok. pribadi)

Kabupaten Halmahera Barat Provinsi Maluku Utara banyak menyimpan potensi alam yang sangat indah. Hanya saja, lokasi yang sebenarnya bisa dijual sebagai destinasi wisata itu, belum semuanya tereksplore. Belakangan pemerindah daerah setempat gencar melakukan promosi untuk menarik wisatawan.

Salah satu objek wisata yang belum tergarap optimal, yakni Bukit Manyasal (Menyesal). Namanya memang sangat unik. Penamaan bukit tersebut, menurut cerita masyarakat setempat, karena leluhur mereka banyak yang menyesal tidak sampai ke puncak bukit.

"Orangtua zaman dulu ada yang suka mendaki bukit ini. Sebagian ada yang kuat mencapai puncak. Sebagian lagi berhenti di tengah perjalanan karena fisiknya tidak mendukung. Nah, mereka yang sampai di puncak bukit, ternyata mendapati pemandangan yang sangat indah. Mereka bahagia sekali dari kawasan itu bisa melihat lautan dan pegunungan," tutur Ali Nurdin yang sebenarnya berdarah Ternate tapi lahir di Halmahera Barat.

Masyarakat yang berhasil mencapai puncak bukit, akhirnya bercerita kepada mereka yang berhenti di perjalanan. "Kalian manyasal (menyesal) tidak sampai ke puncak bukit. Kalian tidak tahu keindahan pemandangan alam di sana," ucap Ali Nurdin menirukan ucapan orantua zaman dulu.

Dari peristiwa itu, tersiar kabar dari mulut ke mulut, banyak orang yang manyasal (menyesal) kalau tidak sampai ke puncak bukit. Akhirnya dikenalah nama bukit yang masih alami itu dengan sebutan Bukit Manyasal. Sekarang perjalanan ke puncak Bukit Manyasal sudah enak. Jalannya sudah beraspal dan bisa dilintasi kendaraan roda empat serta roda dua.

Walau begitu, pengunjung yang hendak ke Bukit Manyasal, tetap harus berhati-hati. Perjalanannya sedikit berkelak-kelok dan menanjak terus. Kalau diantar menggunakan mobil, selama perjalanan wisatawan yang menumpang hendaknya jangan tertidur.

Lebih baik lihat kiri dan kanan perjalanan. Selain banyak pohon-pohon besar sebagaimana kondisi hutan yang masih alami, juga bisa dijumpai tanaman anggrek liar. Kalau lagi beruntung, dan musim bunga anggrek mekar, maka wisatawan bisa mendapati pemandangan indah.

Belakangan, nama Bukit Manyasal punya nama versi lain. Bahkan nama baru ini lebih dikenal di kalangan masyarakat setempat, terutama generasi muda. Anak-anak muda di sana menyebut Bukit Manyasal sebagai Bukit Senyum Lima Ribu.

Nama yang baru, tidak kalah uniknya. Penamaan itu juga terkait dengan asal usul cerita yang berkembang di masyarakat setempat. Masih kata Ali Nurdin, anak muda Halmahera Barat banyak bermain ke puncak bukit dengan menggunakan motor. Mereka berombongan dengan berpasang-pasangan bersama kekasihnya.

Pengunjung tidak merasa terbebani

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun