Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Simpul Prabowo dan Pemahaman Politik Islam Konservatif

2 Maret 2019   07:57 Diperbarui: 2 Maret 2019   15:58 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Calon presiden Prabowo Subianto menyapa para pendukungnya seusai mendaftarkan dirinya di Gedung KPU RI, Jakarta, Jumat (10/8/2018). Pasangan Prabowo-Sandi secara resmi mendaftar sebagai calon presiden dan wakil presiden tahun 2019-2024. (ANDREAS LUKAS ALTOBELI)

Prabowo bukanlah tokoh politik yang dilahirkan dari berbagai aktivitas keislaman, baik itu bidang sosial, budaya, religi, dan lain sebagainya. Prabowo bukanlah seorang uztad atau ulama. Sebagai orang awam yang ditokohkan, Prabowo tidak pernah terlihat memimpin Salat Jum'at, pemimpin kegiatan hari raya, ceramah (tausiah) dan bakti sosial di komunitas-komunitas Islam, dan lain sebagainya.

Namun demikian, dalam berpolitik, Prabowo paham bahwa bagi sebagian masyarakat di negeri ini, politik bersandarkan patron, tokoh atau para elit politik budaya dan keagamaan. Di sinilah "ruang bermain" politik Prabowo untuk mendapatkan label Islam dam perjuangan politiknya.

Bila melihat dari timeline "kelahiran politik" Prabowo yang sejak lahir tidak dimulai dari aktivitas yang erat dengan dunia keislaman, maka ada satu simpul tertentu yang secara cerdik Prabowo gunakan untuk eksis di dunia politik, dan kini menjadikannya Capres.  Simpul itu mampu memangkas "keharusan" menjalani timeline keislaman seperti ulama besar atau seorang aktivis Islam dikenal umat Islam

Pola "paternalistik" yang dianut kelompok Islam konservatif bahwa mengikuti apa saja "perintah" ; "fatwa" ; "anjuran" pemimpin komunitasnya (guru spiritual atau pemimpin religi) merupakan kunci perpolitikan Prabowo yang erat kaitannya dengan perjuangan Islam. Dengan bahasa sederhana sebagian umat Islam "ikut apa kata" pemimpin religi atau guru  spiritualnnya (uztad, ulama, kiai, pak haji).

Prabowo menggaet para elit Islam tersebut untuk menarik gerbong publik Islam ke jalur rel politiknya dengan deal kekuasaan, konsesi politik dan ekonomi serta berbagai turunan di dalamnya layaknya dinamika politik modern. Semua itu lebih bersifat keduniawian (profan).

Berbagai kepentingan, baik pribadi maupun umum para elit Islam bisa diakomodir Prabowo bila kelak berkuasa. Hal ini tidak tampak di ranah masyarakat arus bawah umat Islam. Selanjutnya elit politik Islam tersebut membawakan gerbongnya berisi umat Islam yang patuh kepada pemimpin umat. 

sumber gambar : msn.com
sumber gambar : msn.com
Hebatnya Prabowo berpolitik, para elit keagamaan beserta pengikutnya tunduk dan bersedia secara total dalam pemenangan Prabowo-Sandi pada Pilpres2019. Bahkan atas nama kebesaran Islam, demi membela kepentingan Islam, demi menyelamatkan umat Islam, dan lain sebagainya, mereka tidak segan menggunakan cara-cara yang menurut anggapan kelompok Islam lainnya bertentangan dengan Islam.

Pada kondisi tersebut tidak heran bisa timbul konflik atau persilangan pendapat soal tafsir-tafsir kitab suci. Terkait hal tersebut, Prabowo pemimpin "berlabel pemimpin pembela Islam" justru tak pernah tampil sebagai penengah dengan membawakan ilmu keislamannya ke hadapan berbagai kelompok yang bersilang pendapat tersebut. 

Namun herannya, kelompok Islam konservatif tak mempermasalahkan ketikdahadiran keislaman  Prabowo di ruang konflik antar kelompok Islam tersebut. Mereka seolah "pasang" badan untuk membela kekurangan Prabowo. Sebuah kekurangan yang-secara sadar atau tidak sadar--sebenarnya tidak sesuai dengan prinsip dasar keislaman kelompok mereka sendiri.

sumber gambar ; rcol.co.id
sumber gambar ; rcol.co.id
Pemimpin Komunitas Islam dan Citra Prabowo

Simbol-simbol Islam yang melekat pada seorang tokoh umat  Islam, pemimpin komunitas Islam, pemimpin hirarkis keislaman, dan sejenisnya menjadi sasaran yang mumpuni membentuk pencitraan Prabowo di entitas Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun