Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengalah Saja Mbak, Kondisinya Seperti Ini. Angin Segar Polisi untuk FPI

25 September 2014   13:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:36 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kelompok preman ini kerap mendapat “pembelaan/privileg” oleh aparat keamanan. Berkali-kali mereka seolah-olah diberi kesempatan untuk merusak, menghajar, meneror di depan hidung polisi. Bertahun lalu, saat salah seorang anggota federasi penthung dikeroyok warga di Solo, mereka melakukan pembalasan, dengan menebas punggung seorang manula yang ada di bengkel, dan itu di bawah pengawalan polisi, enak sekali membawa-bawa pedang dan dikawal polisi lagi.

Pembubaran ibadat di salah satu rumah di Sleman, pihak kepolisian sama sekali tidak membahas premannya, namun menyalahkan pihak keluarga yang sedang beribadat dengan menyatakan parkiran di jalan menghambat warga. Kegiatan ini tidak akan pernah lebih dari 100 orang, yang  saya pastikan tidak mungkin menutup jalan. Bagaimana jalan protokol pun mereka tutup demi kegiatan mereka yang selalu menghujat pihak lain, dan tidak pernah dipersoalkan.

Perusakan rumah pendeta di Yogyakarta, polisi diam saja, dan menyatakan persuasif buka refresif. Perusak diberi fasilitas, lha jemaat yang beribadat direpresi preman dan boleh? Periode berikutnya justru kapolri mendukung mereka dengan pernyataannya yang memberikan angin surga bagi federasi preman untuk berbuat, dengan menyatakan bahwa rumah tidak boleh digunakan untuk kegiatan ibadat. Masalah perizinan yang dipersulit tidak pernah dibahas dan diselesaikan. Justru preman “dibela.”

Lengkap sudah kebiadaban dan perilaku kerdil federasi preman, ketika demo kemarin melakukan pelecehan seksual terhadap seorang wartawati. Apa yang terjadi ketika lapor polisi? Mengalah saja Mbak, kondisinya seperti ini....Anak kecil dibela, diberi angin untuk “menang”, polisi mana tugas mengayomi kalau demikian? Minta bus khusus perempuan, kereta khusus perempuan, sama saja ketika otak mesum itu ada di benak orang-orang seperti ini. Apalagi pemimpinnya juga menyatakan kalau tidak mau dipegang tidak usah keluar dan diam di rumah.

Polisi tidak berani berhadapan dengan preman seperti ini. Mereka mengalahkan kelas yakuza, mafia, ataupun mafioso, yang masih menghormati perempuan, dan komitmen bersama. Kelas preman kampung yang sama sekali tidak beradab, hanya mengandalkan kekerasan dan keroyokan. Satu lagi ciri kerdil yang dipertontonkan, meneror yang lemah, dalam hal ini perempuan.

Apakah harus seperti beberapa daerah yang melakukan pembalasan dan pengeroyokan terhadap para preman berjubah ini. Polisi sudah seharusnya bertindak tegas dan serius. Sudah terlalu lama melakukan pembiaran dan memberikan ‘angin segar’ untuk mereka melakukan premanisme di Indonesia.

Almarhum Gus Dur telah membuktikan dan preman ini bisa ditangani asal dengan serius dan bukan justru dimanfaatkan menjadi asisten polisi. Polisi memiliki kewenangan penuh mengatasi premanisme bukan malah berkelahi dengan TNI berebut lahan.

Salam Damai...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun