Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lalu Lintas Cerminan Bangsa, Liga Indonesia Gambaran Timnas

24 Juli 2017   09:11 Diperbarui: 25 Juli 2017   11:07 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Lalu Lintas Cerminan Bangsa, Liga Indonesia Gambaran Tim Nasional Indonesia

Selamat dulu kepada Tim Nas Indonesia yang sudah tampil gemilang di dua pertandingan terakhir.  Sayang memang di laga pembuka mereka tidak menggambarkan sebuah produk jangka panjang, tidak heran kalah dengan mudah di babak pertama. Kisah akan berbeda dengan fakta kini, jika pertandingan pembuka itu sama dengan dua penampilan terakhir.

Lalu Lintas Cerminan Budaya

Entah bagaimana mau memperbaikinya, semua seolah menjadi raja di raja di jalanan. Trotoar tempat pejalan kaki jadi tempat dagangan, kadang jadi pos polisi, kadang jadi lapak jualan segala hal, ada pula jadi taman, dan tidak kaget ada halte di sana. Paling miris kalau kaki lima itu sudah berubah jadi jalan to bebas hambatan bagi pemotor. Satu sisi dari jalanan yaitu trotoar. Belum jalan rayanya.

Jalan raya, bak hutan rimba siapa kuat dan ngeyeldia menang. Beberapa hari lalu ada dua pemotor disiksa kru bus karena salip-salipan di jalanan. Satu mati, satu kritis. Gambaran rimba raya saja kalah dengan jalan raya kita. Di hutan, macan hanya menerkam banteng yang paling lemah dan secukupnya, tidak akan mengeroyok demi kebanggaan, hanya urusan perut. Kalah kan manusia dengan macan, padahal mengaku beragama.  Siapa cepat dia dapat, soal selamat nomor sekian.

Rambu-rambu mahal pengadaan sisa dimalingpun, seolah tidak ada gunanya. Garis-garis marka seolah tidak ada manfaat dan faedahnya,  hanya ditakuti agar tidak dipungli atau ditilang polisi. Mau aa kotak, mau garis lurus, mau putus-putus, mana duli. Siapa suruh buat begitu di jalanan.

Umpatan dan acunganjari, bahkan pistol menjadi pemandangan dan pemberitaan setiap hari. Kekacauan, arogansi, dan kemacetan adalah konkret milik bangsa. Sema ingin pamer, ingin cepat, tapi enggan untuk berbagi, enggan untuk bersusah bangun lebih pagi, dan yang tidak penting menjadi penting, lihat jalanan kita.

Fakta-fakta itu merupakan gambaran kehidupan kita berbangsa dan bernegara. Bagaimana yang kuat dan besar bisa menindas yang dianggap berbeda dan membahayakan. Beda dan membahayakan pun persepsi sendiri belum tentu benar. Gambaran marka dan hukum yang identik. Sama-sama tidak dihormati, asal bukan keuntunganku tidak perlu diikuti.

Kesemrawutan lalu lintas dan hidup bersama bukan karena hukum tidak ada, namun karena ketaatan dan kesetiaan akan hukum dan azas itu sangat lemah. Hukum dan perundang-undangan berlimpah, Cuma mandul apliasinya.

Timnas dan Liganya

Timnas mulai berpola dan menarik cara bermainnya. Pemain sudah mulai tahu tanggung jawab dan bukan langsung melepas tanggung jawab dengan mengoper bola yang sering menyulitkan teman bukan lawan. Harapan besar jika bisa terus begitu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun