Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Inikah yang Engkau Kehendaki, Ibu Kartini?

21 April 2017   07:31 Diperbarui: 21 April 2017   16:00 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inikah yang Engkau Kehendaki Ibu Kartini?

Pagi-pagi, saat bebersih halaman, melihat beberapa peristiwa menarik berkaitan dengan perayaan Hari Kartini. Ada tiga kisah yang menarik saya lihat dan dengarkan.

Kisah pertama, keluarga, anak kelas dua sekolah dasar dibonceng di depannya, bapak dan ibunya mengantar ke tukang rias untuk persiapan penttas tari pagi ini. pukul 5.30, padahal bapaknya adalah kyai, bisa dibayangkan repotnya, adiknya masih belum sekolah.

Kisah kedua, anak SMK yang  mengenakan seragam perkumpulan RT ibunya. Jelas saja ini demi perayaan Hari Kartini. Tentu tidak ringan bagi anak dan keluarga ini jika harus menyewa atau membeli baju yang mau dipakai hari ini.

Kisah ketiga, pembicaraan bapak dan ibu yang masih berkaitan dengan beaya untuk make up,untuk Kartinian, sekian rupiah untuk cewek dan sekian untuk cowok, kisaran senam kali iipat untuk cewek. Dalam arti banyak yang merasa terbebani.

Apakah sepenggal kisah tersebut yang seharusnya terjadi sebagaimana pemikiran, cita-cita, dan harapan R.A Kartini?

Sepakat dan bahkan memang baik adanya untuk mengadakan upacara, peringatan, dan perayaan dengan berbagai cara dan kreatifitas. Namun apakah cukup hanya dengan cara berpakaian, lomba memasak bapak-bapak yang cenderung malah menghambur-hamburkan uang dan bukan mengedepankan esensi?

Tentu Ibu Kartini mengajak bangsa ini berubah menjadi bangsa yang maju, mengerti ketimpangan sosial dan ekonomi, bukan semata meniru gaya berbusana beliau, mengedepankan emansipasi bukan berarti bahwa mengenakan baju adat masing-masing pada hari Kartini.

Memang baik dan menyenangkan gerak ekonomi kreatif bisa tercipta dengan salon, perias, baju atau perancang pakaian, penjahit, dan lini yang terkait dengan itu. Tidak ada yang salah, namun apakah itu sudah menyentuh hal yang esensial?

Apakah tidak lebih baik jika:

Mendiskusikan surat Kartini, atau salah satu penggalan kisah hidup Ibu Kartini dan keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun