Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

A. Lunggana: Bapak Soeharto Jatuh Karena Kelompok Komunis

3 Juni 2016   07:07 Diperbarui: 3 Juni 2016   07:26 2891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

A. Lunggana: Bapak Soeharto Jatuh Karena Kelompok Komunis

Entah apa yang ada di benak Pak Lulung kali ini, apa menggunakan moment soal komunisme yang sedang hangat atau tidak tahu apa artinyanya komunis yang bisa saja dianggapnya sejenis kudis dan kumis, tidak ada yang bisa menjelaskan saya kira. Bagaimana coba Soeharto yang  demikian “gemas dan anti “ komunis itu bisa dijatuhkan oleh komunis.

Okelah nalarnya masih bisa diterima misalnya karena Pak Harto tidak disukai Amerika, maka Amerika akan dengan segala cara dan daya mencoba menggulingkan Pak Harto, ingat umpama, jangan geger karena umpama ya, ini bukan Srimulat. Amerika tentu Seriikat bukan Amerika yang lain lho. Mereka memiliki banyak kepentingan, banyak tangan, dan rekan yang akan dengan suka rela mendukung, siapa tahu nanti dapat cipratan. Di dalam negeri pun tidak sedikit yang akan bersuka cita mendukung, karena kalau sendiri tentu takut digebuk Mbah Harto.

Bolehlah Komunis menggulingkan, karena dianiaya, di pinggirkan, dan di pojokkan motivasi bisa dinalar dan masuk akal. Kemudian, apa daya dan kemampuan mereka? Sama sekali tidak ada komunis yang berjaya di dunia ini, termasuk tahun ’98.

Komunisme itu telah gagal dan hanya masa lalu, apanya yang mau dijual?Apalagi sekarang, negara mana yang masih eksis dengan komunisnya? Korut, hanya mengandalkan ketakutan, represi, dan penguasaan negara. Jerman Timur dan Eropa Timur telah jauh lebih dulu hancur berantakan. Mana Eropa Timur yang bisa dikatakan eksis dengan komunisnya? Sama sekali tidak ada. Asia, Vietnam sama sekali tidak malah berlomba-lomba berebut dengan Indonesia menarik investasi, mana ada komunis mengundang investor luar? Tiongkok? Apalagi negara besar ini yang lagi menggeliat menjadi calon kapitalis paling besar dengan progresifitas mereka di dalam pembangunan manusia dan modal mereka, jauh dari model kerakyatan sosialis sebagai basis Komunisme. Korut yang mengandalkan diri sendiri, kekerasan, pemaksaan, dan kendali ketat keluarga, sama sekali tidak ada kepanjangan tangan mereka  yang mampu menjangkau Indonesia. Lha ke Korsel saja apa mereka mampu?

Dalam negeri, apa orang ini mimpi, mengigau atau malah tidak tahu?    Bagaimana mau ada tangan dari dalam yang membantu kalau komunis itu mau dibaca saja sudah ada di dalam bayangan subversif, apalagi mencoba gerakan yang berbau kiri, ya pasti bisa jadi tinggal nama dan entah di mana keberadaan orangnya. Sama sekali tidak nalar kalau komunis dari luar yang melakukan tanpa dukungan dari dalam, siapa yang mau bergerak coba kalau berbicara suksesi saja suah dinilai sebagai melanggar ketenteraman dan keamanan negara.

Pak Harto tentu sangat tahu siapa yang “bermain” di sekitarnya, kalau Komunis sempat sekejab saha bernafas, apalagi membangun kekuatan, Pak Harto dengan intelijennya pasti akan memberangusnya dengan berbagai-bagai cara, mana bisa komunis malah menggulingkan pemerintah yang demikian kokoh dan jeli mantengin soal komunis ini. Sama sekali jauh dari  nalar ada kekuatan komunis di akhir ’90-an yang mampu dan memiliki kekuatan selain ke dalam diri sendiri. Tidak ada kekuatan untuk “nggrusuhi” negara lain.

Jangan-jangan Pak Lulung ini dimanfaatkan orang-orang tertentu yang maaf, memanfaatkan ketidaktahuan orang lain agar bisa menjadi corong ngawur, namun bisa terdengar nyaring. Ingat, semakin banyak informasi yang ditebar, mana baik dan buruk, benar dan salah itu bisa kacau. Namun salah, anggapan demikian merendahkan bangsa ini.

Ingat, bagaimana pilpres lalu, begitu banyak arus informasi antara kebenaran dan asal-asalan membanjir, toh masyarakat bisa memilah dan memilih dengan benar. Hati-hati Pak Lulung, lebih baik meminta tim komunikasi yang jauh lebih mumpuni sehingga tidak salah lagi di dalam menjawab pancingan media mengenai isu-isu kekinian yang kelihatannya tidak mampu disikapi dengan cerdas dan bijak.

Berkali-kali keseleo liah, capek lho Pak, kalau lidahnya kram piye jal? Soal USB dengan UPS itu sangat fatal, diperparah dengan BPK tidak pernah tidak sombong, eh masih diulangi dengan keanehan-keanehan lain, apalagi yang ini susah dinalar darimana arah pembicaraan dan mau apa dengan pernyataannya.

Padahal bisa mengatakan banyak hal lho dengan isu kekinian itu, misalnya, ah tidak usah ke mana-mana, energi kita ini fokus ke bidang masing-masing, atau korupsi dan narkoba itu jauh lebih konkret, atau soal pilkada saja jangan soal komunis itu luka bagi banyak pihak, dan sebagainya, kalau Pak Harto dijatuhkan komunis, lha apa iya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun