Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Relawan Masih Perlu Bekerja bagi Jokowi Lagi!

13 Juli 2019   08:30 Diperbarui: 13 Juli 2019   08:40 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Relawan Masih Perlu Bekerja bagi Jokowi Lagi!

Tugas relawan dan pendukung Jokowi belum usai. Masa kampanye bergerak dengan opini, bertikai dengan kamret, berjalan ke tetangga, rekan, dan kawan untuk memberikan pencerahan, siapa yang harus dipilih. Menyatakan dengan susah payah siapa Jokowi, mementahkan argumen kacau balau ala Prabowo dan kawan-kawan.

Itu semua sudah selesai dan mengantar pada pemerintahan harapan untuk kali kedua. Namun ternyata kinerja relawan yang sudah kembali pada aktivitas, rutinitas, dan gawe setiap saat, belum sepenuhnya bisa dilakoni dengan sepenuhnya.

Kini masih banyak pihak yang meributkan kursi, kabinet, ketua ini dan itu, dan sama sekali itu bukan kelas relawan, itu pastilah elit. Ke mana mereka ketika akar rumput ribut, ketika lingkungan panas dengan isu utang negara mengerikan?

Suara mereka signifikan mengantar ke Senayan, namun minim  untuk Jokowi-MA, mereka tapi dengan lantang dan bangga meminta juga kursi. Meninggalkan dewan demi kabinet, itu tidak sedikit, dan kadang juga dengan memaksakan dan mengaku-aku ikut memenangkan pilpres. Jasa diungkit, padahal dulu malu menampakan pilihan presidennya. Sangat banyak, jangan dikira sedikit politikus model ini.

Lebih mengerikan lagi, yang kala kampaye menjelek-jelekan, mengatakan pemerintah gagal, buruk, menimbun hutang, menyengsarakan rakyat, dan kini mau ikut-ikutan juga meminta jatah kursi. Politik koplak dan tak tahu diri sedang dibeber di muka anak bangsa yang sedang berbahagia mendapatkan pemerintahan yang bisa membawa harapan.

Tawaran rekonsiliasi, sebagai buah adanya perselisihan yang diakibatkan ketidakdewasaan, malah dimanfaatkan dengan gaya jalanan. Meresa penting, lebih menang dari pada yang menang, menawarkan syarat tidak masuk akal. Ini pilpres atau menyandera anak TK demi adanya kardus sebagai penebus?

Sangat mungkin pasangan capres-cawapres Prabowo-Sandi sudah usai dengan kompetisinya, namun jangan lupa, masih demikian banyak kepentingan yang mau menguasai negeri ini. Jadi apa yang terjadi ini bukan soal Prabowo presiden, namun asal bukan Jokowi Presiden. Ini yang menjadi dasar, motivasi upaya mereka mati-matian.

MK selesai, harusnya adalah final, mengikat, dan terakhir, namun masih juga ada ke MA, padahal jelas-jelas tidak bisa membuktikan apapun yang dituduhkan, malah melebar ke mana-mana.  Seolah bagi elit ini sederhana, menuntut ini dan itu kalah tinggal tuding saja begini dan begitu, ingat begitu banyak orang tolol masih juga yakin bahwa mereka yang menang.

Megawati kali ini bijaksana dan layak menjadi seorang negarawan, ketika mengatakan bahwa tugasnya, tugas parpol adalah mengantar Jokowi-MA sebagai pasangan capres-cawapres, dan semua hal setelah itu, terutama kabinet adalah urusan, hak prerogatif sepenuhnya mereka sebagai presiden dan wakil presiden.

Pernyataan yang cukup melegakan, entah secara nyatanya, yang jelas cukup berbeda dengan ketua umum parpol dan ormas lain yang begitu getol meminta jatah, menekan presiden untuk memberikan jika tidak bla...bla...karena bla...bla...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun