Mohon tunggu...
Simon Morin
Simon Morin Mohon Tunggu... Freelancer - Politisi Indonesia dari Papua

Mantan Anggota DPR-RI (1992 - 2009) Mantan Anggota DPRD Province Irian Jaya (1982 - 1992) Mantan Pegawai negeri sipil daerah Irian jaya (1974 - 2004)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Biji Kembang Kejujuran dan Kesetiaan

13 Mei 2017   17:52 Diperbarui: 13 Mei 2017   18:25 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sekitar tahun 250 Sebelum Masehi pernah hidup di zaman Cina kuno seorang pangeran dari wilayah Thing-Zda yang akan segera di nobatkan menjadi kaisar menggantikan ayahnya. Salah satu syarat yang harus dipenuhi sang Pangeran sesuai hukum di negeri itu adalah harus menikah.

     Meskipun terdapat banyak gadis muda dan cantik di negerinya, sang pangeran muda itu menghadapi kesulitan dalam memilih seseorang yang benar-benar dapat di percayai.  Seseorang yang benar-benar setia dan jujur.

     Atas nasehat seorang bijak, sang pangeran memutuskan untuk menyelenggarakan sebuah sayembara dengan mengundang seluruh gadis muda di negeri itu untuk mengikuti sayembara tersebut.

     Seorang perempuan tua yang menjadi pelayan di istana selama bertahun-tahun, mendengar tentang rencana tersebut. Dia sangat sedih karena dia tahu puterinya selama ini secara diam-diam telah jatuh cinta kepada pangeran.

     Ketika tiba di rumah dan menyampaikan berita itu kepada puterinya, ia sangat terkejut karena puterinya pun sudah mendengar tentang sayembara itu dan bertekad untuk mengikutinya sama seperti gadis-gadis lainnya.

     Perempuan tua itu berkeberatan dan berkata kepada puterinya:”Anakku sayang, apa yang hendak kau cari? Hanya mereka yang tercantik dan terkayalah yang pantas mengikuti sayembara itu. Singkirkanlah cita-cita yang tak masuk akal itu jauh-jauh! Saya tahu hal itu akan membuatmu menderita, tetapi berusahalah untuk menyadari kenyataan tersebut!”

     “Ibuku sayang”,jawab gadis itu, “hal itu tidak akan membuatku menderita dan saya sangat menyadarinya. Saya tahu sang pangeran tidak mungkin memilih saya, namun yang terpenting adalah menggunakan kesempatan tersebut untuk sekedar berada di dekatnya, walau hanya sesaat. Dengan demikian saya sudah merasa berbahagia. Saya juga sadar bahwa tidak mungkin masa depanku terletak di sana.”

     Pada hari sayembara akan diadakan, gadis muda itu memasuki istana, dan di sana sudah berkumpul gadis-gadis muda yang cantik di seluruh negeri itu. Mereka mengenakan pakaian yang indah-indah dengan perhiasan yang mahal-mahal dan bersiap-siap untuk merebut peluang emas dalam hidupnya itu.

     Dengan mengambil tempat di tengah para pejabat penting di negerinya, sang pangeran mengumumkan sayembara itu:”Aku akan membagikan kepada anda masing-masing sebutir biji kembang. Siapa di antara anda yang dalam waktu enam bulan membawa kepadaku kembang yang terindah, akan terpilih sebagai permasuri negeri Cina.

     Puteri pelayan istana itu pun menerima sebiji kembang dan segera menanamkannya di sebuah pot dengan tanah yang terbaik. Walaupun dia kurang memahami soal tanaman, siang dan malam gadis itu merawat pot yang ditanami biji kembang itu dengan penuh kasih sayang. Dia berpikir, kalau nanti kembangnya bertumbuh dan sama indahnya dengan cinta yang bersemi di hatinya, hasil akhir tidak penting untuk dipikirkan.

     Tiga bulan sudah berlalu, namun tidak ada tanda-tanda tumbuhnya sebuah kembang. Dia berusaha meminta nasehat terbaik dari para tukang kebun dan petani dan mengikuti semua nasehat itu namun tidak membuahkan hasil. Mimpinya untuk mempersembahkan kembang terindah pun semakin pudar meskipun cintanya kepada sang pangeran tidak pernah berubah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun