Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menanti Jurus Ngabalin Bela Gaji Selangit Megawati

29 Mei 2018   00:09 Diperbarui: 29 Mei 2018   00:06 1241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Percaya tidak percaya, di saat ekonomi sedang lesu dan utang negara yang menumpuk, Presiden Jokowi malah mengguyur sejumlah tokoh bangsa dengan uang bulanan hingga ratusan juta. Tetapi itulah yang terjadi sehingga harus dipercayai sebagai sebuah kebenaran. Bukan lagi isu atau wacana sebab sudah tertera dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 42 Tahun 2018 yang diteken Jokowi pada 23 Mei 2018.

Tak perlu dijelaskan lagi detailnya, Megawati dapat berapa, Mahfud MD mengantongi berapa, dan seterusnya. Tetapi yang jelas, Megawati digaji sebesar itu dalam kapasitasnya sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Sebuah kewajaran pula jika gaji selangit Mega Cs itu mendapat kritikan tajam dari berbagai penjuru. Mereka, para penerima guyuran uang bulanan itu, merupakan orang pilihan yang sejatinya tidak lagi membutuhkan uang bulanan. Kehidupan mereka sudah lebih dari cukup kalau tidak mau disebut kaya raya. Memang, mereka masih manusia yang selalu merasa kurang, tetapi rasanya ukuran mereka bukan lagi soal materi, tetapi lebih kepada kehormatan dan pengabdian bagi negara.

Oh ya, ketimbang panjang-lebar berkata-kata, mari masuk ke inti persoalan. Yakni, bagaimana jurus Ali Mochtar Ngabalin, sang komunikator politik Presiden yang baru direkrut masuk Istana menghalau isu sensitif bernama gaji selangit ini? Ini yang sepertinya jauh lebih enak dinantikan mengingat Ngabalin adalah sosok yang sengaja dipasang di Kantor Staf Presiden (KSP) guna menjelaskan apa saja yang telah dan ingin dicapai pemerintah.

Misalnya, Ngabalin akan berkomentar begini: "Bahwa gaji selangit Mega Cs itu diberikan guna menunjang operasional guna memantapkan pemahaman Pancasila di seluruh kalangan masyarakat." Kurang pedas? Masih ada cadangan: "Negara ini adalah negara yang sangat besar sehingga membutuhkan tokoh-tokoh yang mampu mempersatukan. Uang sebesar itu sungguh tak sebanding dengan tanggung jawab yang berada di pundak para tokoh bangsa itu." Lumayan, kan!

Oh ya, sebagai tenaga ahli di KSP, Ngabalin juga diganjar gaji lumayan besar yakni sebesar Rp 36,5 juta per bulan. Gaji Ngabalin itu tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 80 tahun 2015 tentang Besaran Hak Keuangan Bagi Deputi, dan Tenaga Profesional pada KSP. Sehingga bila dikalkulasikan, gaji Ngabalin kurang lebih sepertiga dari jumlah gaji yang diterima Mega. Meski hanya sepertiga, Ngabalin rata-rata memperoleh pendapatan sebesar Rp 1 juta lebih per harinya.

Nah, dengan baru masuknya Ngabalin ke Istana, mungkin saja Jokowi sedang ingin mengujicoba kepiawaian Ngabalin menghadapi tekanan politik terkait gaji selangit Megawati Cs itu. Boleh dibilang, inilah ujian pertama Ngabalin dalam mengamankan segala kebijakan yang ditempuh Jokowi. Itu berarti, Ngabalin mau tak mau harus langsung mengeluarkan jurusnya demi mengamankan Jokowi dari sindiran rakyat.

Khusus Megawati, Ngabalin juga diuji untuk menangkal serangan bertubi-tubi tentang hilangnya roh "wong cilik" yang selama ini melekat di PDIP. Meski Ngabalin adalah politisi Golkar, tentu bukan jadi persoalan baginya untuk membela PDIP. Toh, masuknya Ngabalin ke Istana erat kaitannya dengan kemesraan PDIP-Golkar belakangan ini.

Kalau begitu, Pak Ngabalin bakal pakai jurus apa ya?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun