Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air, hari ini, 17 Agustus 2017 merupakan hari yang sangat bersejarah bagi kita semua. Kita tahu, 72 tahun silam, bangsa kita resmi mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia, yang diwakili dua tokoh bangsa kita, Soekarno-Hatta. Dengan kemerdekaan itu, kita kini bisa berdiri sejajar dengan bangsa lain, tak lagi dibelenggu rantai penindasan maupun kesewenang-wenangan.
Lebih dari itu, kemerdekaan juga telah memberikan kita sebuah pengalaman betapa persatuan dan kesatuan seluruh elemen bangsa merupakan modal utama dalam meraih sebuah kejayaan. Dengan bersatu, kita akan dengan mudah mencapai tujuan yang kita impikan bersama.
Pemerintah boleh saja kekurangan dana pembangunan sumber air bersih untuk sekolah kecil ini. Tetapi, kita harus berbaik sangka, pemerintah khususnya pemerintah daerah mungkin saja belum mempunyai anggaran yang cukup, karena mengalihkan anggaran itu terhadap keperluan yang lebih mendesak bagi kepentingan publik.
Akan tetapi, saya sangat memahami bahwa masyarakat kita adalah masyarakat yang suka bergotong-royong sebagaimana dicetuskan Bung Karno. Berat sama dipikul, berat sama dijinjing. Biaya perbaikan fasilitas sekolah ini pasti akan memberatkan bila harus ditanggung satu-dua orang. Namun, dengan bergotong-royong, akan jauh lebih ringan.
Saya ingin menegaskan, bahwa yang terpenting sebenarnya bukan berapa banyak dana yang Anda sumbangkan. Tetapi keikutsertaan Anda, tidak peduli besar-kecil dananya, itulah yang paling utama. Jangan pernah melihat perbuatan seseorang dari besaran dana yang disumbangkannya, tetapi nilailah dia dari keikhlasan yang ditunjukkannya.
Akhir kata, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat terutama anak rantau di Jakarta dan sekitarnya, yang telah bersedia membantu terwujudnya pembangunan fasilitas sekolah ini. Saya sangat bangga dengan kekompakan kita semua.
Sekali lagi, terima kasih tak terhingga untuk seluruh partisipasinya.
Begitulah sepenggal pidato yang ingin saya sampaikan setelah penggalangan dana pembangunan fasilitas sekolah PAUD Bina Maju di kampung tercinta, menuai kesuksesan. Kala itu, melalui media sosial Facebook, saya bersama rekan-rekan di kampung maupun di perantauan sepakat untuk membantu pembangunan sumber air berupa sumur bor dan kamar mandi untuk PAUD Bina Maju.
Kami tergerak membantu sekolah ini lantaran kami merasa bahwa pendidikan merupakan modal utama menuju kehidupan yang lebih baik. Lebih khusus lagi, sekolah yang ingin kami bantu adalah sekolah PAUD, yang peserta didiknya adalah anak-anak balita. Tentu, rasa kemanusiaan kami lebih tergugah ketika menyaksikan anak-anak balita harus kesulitan memperoleh air bersih dan toilet yang layak.
Alhasil, dalam tempo seminggu saja, kami sudah berhasil mengumpulkan dana lebih dari Rp 10 juta, yang langsung diserahkan ke panitia "dadakan" di kampung halaman. Selanjutnya, dalam dua minggu saja, pekerjaan pembangunan fasilitas berupa sumur bor dan toilet untuk PAUD Bina Maju itu pun terlaksana dengan sukses.
Menariknya lagi, segala kegiatan pembangunan dilakukan dengan transparan, dengan mengunggah perkembangan pembangunan di laman Facebook yang seisi kampung bisa mengeceknya.