Mohon tunggu...
Parama Gandi
Parama Gandi Mohon Tunggu... wiraswasta -

P G S

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Definisi Dosa (?)

15 Januari 2011   09:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:34 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

bagaimana kamu mendefinisikan dosa
bagaimana kamu membedakan antara dosa dan tidak berdosa

dosa subyektif
memihak hal yang dianggap berdosa

beritahu padaku keputusan apa yang kau ambil ketika dua orang datang kepadamu karena kau seorang penyembuh yang luar biasa, di mana kedua orang itu menderita hal yang sama, persis bahkan, dan parah, hingga hanya ada sebuah bahan pertolongan yang harus diberikan dalam waktu yang sangat pendek dan jika tidak tamatlah nyawa orang tersebut, solusi nya mudah, berikan bahan itu makan selesailah,
masalahnya, bahan itu hanya ada satu, sedangkan di sana ada dua orang yang sangat memerlukan pertolongan tersebut, kedua orang itu adalah kepala desa dan seorang buruh tani.
beritahu aku apa yang akan kamu lakukan, dengan sebuah asas dosa dan tidak dosa,
apakah kamu akan memberikan bahan itu untuk sang kepala desa? atas dasar apa? kewajiban dan moral untuk menyelamatkan prioritas..? atau uang dan kehormatan... apapun itu
ataukah si buruh tani miskin yang kau pilih? karena dia begitu terlihat lebih pantas untuk dikasihani? apapun itu
apapun itu yang kau pilih, kau telah membuat salah seorang mati, dan bagi orang banyak, membiarkan mati adalah dosa, jelaskan padaku...

penjara... penuh dengan orang berdosa, berdosa bagi banyak orang, dalam sebuah sel di dalam bilik-bilik penjara tergeletak lemas seorang pencuri, lelaki, seorang bapak tepatnya, ayah dari anak-anaknya dan suami dari istrinya, yang meringkuk di penjara karena berdosa, berdosa telah mencuri, mencuri banyak hal, banyak sekali, untuk dijual, dan mendapatkan uang, untuk menyekolahkan anaknya, karena iklan-iklan sekolah gratis di televisi hanyalah tipuan, tipuan ilusional, menipu mata yang buta...
berdosa untuk membelikan nasi dan garam untuk makan keluarganya dengan uang curian...
yah... dia berdosa karena dia sudah tidak punya pekerjaan yang tidak berdosa untuk menghidupi rumahnya yang sudah hampir tidak mampu bertahan lagi...

pelacur, menjijikkan, mengundang dan memuaskan nafsu terdalam manusia.. tiap malam datang ke tempat biasa, memamerkan tubuh yang seharusnya tidak usa diperlihatkan, menjajakan tubuh, menjual miliknya yang sudah tidak berharga lagi, menanam dosa, dosa, dan dosa..
tiap malam ia menidurkan anaknya, mengelus rambut kepala dengan lembut, mengecup dahi sang anak lembut penuh cinta. sang anak tertidur, dititipkan untuk dijaga oleh nenek tua, sementara dia bergegas berlari, berlari di mana dia dipesan, dipesan untuk memuaskan nafsu manusia yang lapar, lapar untuk semalam, untuk akhirnya dibalas dengan uang, uang yang bisa membelikan anaknya buku dan sebatang pensil baru yang mana yang sebelumnya sudah hanyut dan hancur dibawa arus banjir, banjir yang melanda rumahnya terus setiap bulan, setiap malam, sejak bangunan-bangunan menutup arus sungai besar di dekat rumah...
pelacur itu berdosa, berdosa telah menghumbar nafsu tubuh sembarangan untuk segenggam uang, uang untuk pensil baru anaknya...

begitu ... ternyata dosa itu begitu...

tapi, entah kenapa, dalam hatiku, aku tidak ingin memutuskan itu dosa atau tidak dosa, memberi nama pada sebuah hal tersebut berdosa atau tidak berdosa,.. hatiku, hanya ingin untuk mengikuti apa kata hati nurani seorang manusia, karena pada dasarnya, seorang manusia diciptakan dengan sebuah hati nurani, hati dan nurani, yang selalu, selalu pada dasarnya berkata akan kebaikan,..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun