Mohon tunggu...
Pakde Kartono
Pakde Kartono Mohon Tunggu... wiraswasta -

Sayang istri, sayang anak, makanya disayang Allah\r\n

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ciri-Ciri SPG Nyambi Wanita Panggilan (PSK)

23 September 2013   16:21 Diperbarui: 4 April 2017   18:12 294756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ajang Indonesia Motor Show 2013 kembali digelar. Ajang yang setiap tahunnya ditunggu-tunggu pecinta otomotif karena selalu disertai peluncuran dan test drive mobil terbaru dari suatu pabrikan, dan tentunya wajah-wajah baru Sales Promotion Girl (SPG) yang dijamin muda kinyis-kinyis, bikin meringis karena menahan pipis.

Kehadiran SPG ini ada yang menilai penting, ada yang menilai sebaliknya, sama sekali tidak penting. Yang menilai penting berpendapat bahwa peran SPG sangat diperlukan untuk menjelaskan segala sesuatu tentang produk yang dijual kepada calon pembeli. Mengapa harus SPG muda, cantik dan sexy yang dipilih, itu hanyalah terkait strategi pemasaran saja, kaitannya dengan brand image yang akan dibangun.

Yang berpendapat tidak penting (biasanya ibu-ibu dan nenek-nenek) lebih dikarenakan mereka khawatir suami-suami mereka membeli produk di pameran, bukan karena suka dengan produk (mobil, motor, rumah dll) tapi karena suka dengan SPGnya. Sudah jadi rahasia umum, beberapa SPG menawarkan paket plus-plus, tiap beli mobil atau rumah, berhadiah cinta satu malam (oh indahnya... - Melinda).

Itulah sebabnya muncul tudingan miring terhadap profesi sales promotion girl (SPG) bahwa sebagian dari mereka nyambi menjadi wanita panggilan (PSK) dengan tarif premium, berkisar di harga Rp 3 juta - Rp 25 juta short time. SPG yang nyambi ini, selain menjual produk dipameran, mereka juga menjual 'produk' yang bisa dipamerkan di kamar hotel atau apartemen.

Tudingan kepada SPG bahwa mereka bisa dipakai (pastilah, kan punya miss V, makanya bisa dipakai) juga beberapa kali terbukti kebenarannya, banyak diantara mereka menjadi wanita simpanan pejabat atau pengusaha kaya raya. Btw, banyak juga SPG yang benar-benar bekerja keras mencari uang, membanting tulang dan memeras keringat dalam arti sebenarnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Bila memang ada SPG yang nyambi? Bagaimana cara membedakan SPG nyambi dengan SPG yang serius bekerja keras? Hal ini sangat penting supaya kita semua memahami perbedaannya dengan baik, jangan sampai ada rekan-rekan yang punya niat nakal ingin mencoba SPG nyambi, eh justru menggoda SPG yang serius. Wkwkwkwk

Berikut ini adalah ciri-ciri SPG (point satu dengan yang lainnya berkaitan tidak bisa berdiri sendiri-sendiri) yang merangkap sebagai wanita panggilan :

1. Bila anda meminta nomor HP atau PIN BB, ia akan memberikan dengan mudahnya, tanpa ada usaha untuk menolak dengan halus atau pura-pura menolak. Apalagi jika penampilan anda saat meminta nomor HP dan Pin BB sangat meyakinkan, dengan kunci mobil menggantung di kantong celana, HP keluaran terbaru, baju, sabuk, sepatu bermerk, dan memberikan tip selembar 100 USD kepada SPG tersebut dengan alasan untuk beli pulsa.

2. Bila anda mengajaknya makan bersama di luar, ia tidak keberatan. Apalagi jika anda mengajak makan di restoran terkenal dan mahal di kota, jangan coba-coba mengajaknya makan di Mc donald atau di KFC.

3. Bila anda mengajaknya menemani tugas kerja keluar kota, ia tidak keberatan, apalagi jika anda tugasnya keluar negeri dan sebelum mengajak sudah menjanjikan akan memberikannya uang saku untuk belanja saat diluar negeri, yang penting jangan dibatasi belanja berupa gantungan kunci atau Pin magnet buat kulkas.

4. Bila anda mengajaknya tidur satu kamar di hotel, ia tidak keberatan, apalagi jika hotel tempat anda menginap adalah hotel bintang 3 ke atas, bukan losmen seperti yang banyak terdapat di belakang Jalan Malioboro yogyakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun