Mohon tunggu...
PAK DHE SAKIMUN
PAK DHE SAKIMUN Mohon Tunggu... pensiunan penjaga sekolah -

Sedang menapaki sisa usia. Mencari teman canda di dunia maya. Hobi apa saja termasuk membaca dan (belajar) menulis. Bagi saya belajar itu tak berbatas usia. Menuntut ilmu dari ayunan hingga liang lahad. Motto : Seribu orang teman sangat sedikit, dan satu orang musuh terlalu banyak.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Seni Dapat Muncul dari Mana Saja, Bahkan dari Peristiwa

22 Agustus 2017   17:10 Diperbarui: 17 September 2017   19:46 1641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbicara seni berarti sama dengan berbicara kreatifitas(?). Pada umumnya orang-orang yang kreatif itu orang yang mempunyai jiwa (hobi) seni.

RAGAM SENI

Seni, banyak sekali ragamnya. Seni pedalangan, seni karawitan (seni musik), seni tari, seni drama, seni rupa (seni lukis), seni pahat, seni ukir, seni fotografi dan masih banyak lagi.

FAKTOR KETURUNAN ?

Seni, dapat muncul darimana saja. Faktor keturunan mungkin bisa, bakat seni seseorang lantaran orang tuanya dulu seorang dalang misalnya. Namun itu tak bisa menjamin meskipun orang tuanya dulu seorang seniman tertentu lantas anak-anaknya juga mengikuti jejak orang tuanya. Dari kekurangan atau keterpurukan bahkan dari kemiskinan dapat muncul seni atau lebih tepatnya kreatifitas seseorang. Hal itu pernah saya alami sendiri. Jadi  sejatinya ini adalah pengalaman hidup saya---terutama sesuatu yang ada kaitannya dengan seni---yang saya tuangkan dalam bentuk tulisan.

Kakek saya dulu awal 40-an  pernah menjadi buruh pabrik teh milik Belanda di Kayu Aro, Kerinci, Jambi. Nama perusahaannya NV. HVA. Dari Jawa jiwa seninya tak pernah luntur. Beliau di Jawa hobi seni pedalangan. Untuk mengobati kekangenannya terhadap seni pedalangan---dalam hal ini seni wayang kulit---kakek saya membuat wayang dari karton atau kardus bekas untuk sekadar dimainkan dirumah sebagai pelampiasan hobinya.

Apakah faktor keturunan sehingga saya juga hingga kini masih senang atau hobi seni pedalangan? Saya sendiri tidak tahu apakah ini kebetulan belaka atau memang saya punya darah seni. Sebab, saya tak hanya hobi seni pedalangan dan karawitan saja, saya juga hobi seni (me)lukis sejak kecil.

BARANG BEKAS DIJADIKAN BENDA SENI

Banyak hasil 'karya' saya yang dibeli oleh tetangga yang sudah mempunyai anak. Lho kok? Jangan kaget lantaran lukisan saya itu hanya pada lembaran tripleks ukuran 30cmX60cm bekas peti teh. Dan kenapa umumnya yang  memesan  lukisan saya itu yang sudah punya anak, lantaran lukisan saya itu hanya gambar pemandangan sederhana lantas pada bagian atas ditulis nama anak sipemesan lengkap dengan tanggal lahir (sebagai pengingat hari kelahiran anaknya). "Mas, tolong buatkan hijrat anak saya, namanya Yusuf Dwiyono, tanggal lahir sekian sekian sekian". Kok hijrat, sampai kini saya belum dapat menemukan bahwa arti kata hijrat itu sama dengan peringatan tanggal lahir seorang anak. Harganya?.......hahaha....jangan  tanya pokoknya diatas lukisan Basuki Abdullah atau lukisan Afandi yang ekspresionis itu.....hehehe.

HOBI

Melukis itu hanya sebagai hobi. Jauh dari kata profesional. Selain lukisan saya sangat sederhana cat yang dipergunakan pun sakketemune alias seadanya. Untuk melukis diatas kertas saya hanya menggunakan cat air murahan dengan merk.....(tak saya sebut nanti dikira promosi). Biasanya lukisan sederhana (seperti tulisannya) saya saya jadikan sebagai ilustrasi gambar pada artikel di Kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun