Mohon tunggu...
Pak Dar Daryono
Pak Dar Daryono Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Guru SMP 1 Wonokerto,Kabupaten Pekalongan,Provinsi Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kurikulum 2013, Refleksi Kinerja Guru

18 November 2012   09:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:07 1718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Setelah digulirkannya "isu" perubahan kurikulum dari KTSP yang sekarang sedang berlaku dan akan diganti dengan Kurikulum 2013 yang entah kapan berlakunya, telah menimbulkan bermacam polemik. Sebenarnya apa yang melatarbelakangi kemunculan Kurikulum 2013?

Perubahan kurikulum adalah pekerjaan besar. Berubahnya kurikulum akan merubah empat aspek yang terkait di dalamnya, yaitu standar isi, standar proses, standar kelulusan, dan standar penilaian. Setelah berubah pun, kurikulum bukanlah hanya sebagai pajangan, tap harus diterjemahkan lagi dalam buku pengantar pelajaran yang akan disampaikan ke siswa. Tentang standar lulusan, perubahan akan tergambar dari soft skill dan hard skill yang diterjemahkan sebagai kompetensi para lulusan. Kedua kompetensi tersebut harus dinaikkan dan diseimbangkan dengan melibatkan tiga domain, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Dari sisi isi, ada kedudukan mata pelajaran dan pendekatannya. Kalau sekarang kompetensi itu diturunkan dari mata pelajaran, ke depan akan berubah menjadi mata pelajaran yang dikembangkan dari kompetensi. “Jadi mata pelajaran itu kendaraan saja. Kalau mau nyebrang lautan ya pakai kapal. Naik gunung pakai sepeda gunung,” kata Mendikbud M. Nuh.

Pendekatan kurikulum yang paling kritikal dan krusial berada pada pendidikan dasar SD dan SMP. Karena jika pendidikan di SD bagus, ke belakangnya juga akan bagus. Dan untuk SD-SMP digunakan pendekatan tematik integratif dalam semua mata pelajaran. Konsep ini merupakan metode pembelajaran yang didasarkan atas tema-tema. Dalam satu tema yang diangkat akan merambah ke mata pelajaran lain. “Misalkan pelajaran Bahasa Indonesia, guru mengambil tema sungai. Ada pendekatan observasi seperti apa sungai, apa isinya, kenapa bisa mengalir, dan sebagainya. Semua pendekatan tersebut akan mengarah kepada semua mata pelajaran. Baik bahasa indonesia, sains, agama, dan matematika,” jelas Menteri Nuh.

Ada enam mata pelajaran yang akan diajarkan di SD. Yaitu Bahasa Indonesia, PPKn, Agama, Matematika, dan muatan lokal yang dibagi dua: prakarya dan pendidikan jasmani dan olahraga kesehatan. Dalam enam mata pelajar yang terintegrasi secra tematik ini, siswa tidak perlu lagi membawa puuluhan buku ke sekolah setiap harinya. Ada integrasi pembelajaran di dalamnya. Dan dengan perubahan kurikulum ini pula, siswa tidak terkungkung di dalam kelas ataupun laboratorium. Setiap apa yang dilihatnya akan menjadi bahan belajarnya, dan menjadikan guru bukan satu-satunya sumber belajar. (http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/berita/829)

Ide yang begitu cemerlang akankah dapat diwujudkan oleh guru sebagai pelaksana dilapangan? Bahkan fakta di lapangan berubahnya kurikulum tidak begitu berpengaruh terhadap metode dan cara guru mengajar. Dengan berbagai alasan METODE CERAMAH masih menjadi metode favorit para guru.

Perubahan Kurikulum 2013 semoga menjadi refleksi bagi kinerja guru dan akan menjawab "Mengapa Sekolah Tidak Maju?".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun