Mohon tunggu...
Tanjung Painan
Tanjung Painan Mohon Tunggu... -

"Kita telah melihat terbitnya Sang Matahari (Kelahiran). Sekarang kita sedang menghabiskan energi Sang Mentari (Pelapukan). Sang Mentari akan segera terbenam (Kematian). Aku pun akan segera menghadapi terbenamnya Sang Matahari. Sebelum itu terjadi, aku ingin membangun Pagoda didalam hatiku"

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mengenal Nikotin Lebih Dekat

16 Juni 2015   10:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:01 2925
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah pada artikel yang lalu, penulis membahas mengenai seluk beluk tembakau, kali ini penulis akan membahas mengenai salah satu kandungan zat kimia dalam tembakau, yaitu nikotin. Dalam tulisan ini, saya tidak akan membahas mengenai manfaat atau efek buruk nikotin, bahaya merokok, penyebab kecanduan, dll, karena telah banyak dibahas oleh teman-teman kompasianer dalam artikel yang lain, alih-alih, saya akan lebih berfokus pada struktur kimia, sejarah penelitian, sifat fisik dan kimia, serta bio-sintesis dari nikotin ini.

 

Struktur Kimia

Nikotin merupakan senyawa alkaloid yang memiliki rumus senyawa C10H14N2, yang banyak terkandung di dalam tanaman bermarga Solanaceae, salah satu diantaranya adalah jenis tembakau (Nicotiana). Alkaloid merupakan senyawa organik berbentuk cyclic yang sebagian besar tersusun atas unsur nitrogen, carbon, dan hidrogen, serta sebagian kecil oksigen dan sulfur, biasanya bersifat netral, asam lemah, atau basa lemah [1]. Senyawa selain nikotin, yang termasuk dalam alkaloid, antara lain adalah atropine, caffeine, codeine, dan morphine.

Nikotin memiliki nama IUPAC (International Union of Pure and Apllied Chemical) 3-(1-methyl-2-pyrrolidinyl)pyridine, yaitu yang terdiri dari ikatan pyridine cycle dan pyrrolidine cycle. Kandungan nikotin di dalam tembakau berbeda-beda sesuai spesies-nya. Diantaranya adalah spesies Nicotiana rustica dan Nicotiana tabacum, yang paling sering dikonsumsi, memiliki kadar nikotin 0,5 – 8 % dari berat kering daunnya [2].

 

Sejarah Penelitian

Nikotin pertama kali di-ekstrak dari tembakau pada tahun 1828, oleh seorang fisikawan bernama Wilhelm Heinrich Posselt dan seorang ahli kimia yang bernama Karl Ludwig Reimann, yang keduanya berasal dari Jerman, mereka memiliki hipotesa awal, bahwa nikotin merupakan senyawa yang beracun [3]. Sedangkan untuk rumus senyawa kimia-nya dijelaskan oleh Louis Melsens, seorang ahli fisika dan kimia dari Belgia , pada tahun 1843 [4]. Struktur kimia-nya ditemukan oleh Adolf Pinner dan Richard Wolffenstein, keduanya dari Jerman, pada tahun 1893 [5]. Nikotin berhasil di-sintesa pertama kali oleh Acme Pictet dan A. Rotschy, pada tahun 1904 [6].

 

Sifat Fisik dan Sifat Kimia

Nikotin memiliki berat molekul sebesar 162,23 gram/mol. Dalam suhu kamar berwujud cair, berwarna kuning pucat dan terkadang tidak berwarna, berbau seperti ikan (fish-like odor) jika dalam kondisi hangat, titik didihnya sebesar 247 oC, titik lelehnya -79 oC, dan memiliki kerapatan (densitas) yang lebih besar dari air, yaitu 1,01 gram/cm3. [7]

Nikotin memiliki pH sebesar 8 – 10.2, yang berarti bersifat basa [8]. Nikotin bersifat peka terhadap cahaya (photo-sensitive), sehingga jika terkena cahaya atau terjadi kontak dengan udara sekitar, warnanya akan berubah menjadi coklat gelap, larut dalam air di bawah suhu 60 oC (kelarutan dalam air-nya sebesar 1000000 mg/L), sangat larut di dalam alkohol, chloroform, ether, kerosin, dan minyak [7].

 

Bio-Sintesis

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun