Pemilihan Anggota Legislatif, masih jauh, Pilpres pun dua tahun akan datang, tepatnya 2019, namun konsolidasi serta koordinasi poltik sudah (mulai) terbangun, terbentuk, dan intens.
Agaknya, para politisi petinggi Parpol tak mau kehilangan teman kawan. Misalnya Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, sudah ngopi bareng untuk eratkan persahabatan dan satukan langkah politik.
Tentu saja, nantinya, mereka akan memperluas jaringan dan memperbanyak teman  politik dari Parpol lainnya.
Sementara itu, berdasar info terbatas, Parpol pendukung pemerintah, ternyata sudah jauh hari melakukan 'deal politik' pada tataran Pimpinan Parpol; dan 'kerjasama serta saling mendukung' pada tataran Anggota Parlemen serta Pengurus Partai.
Jadinya, secara diam-diam dan kasat mata, sudah terbentuk dua kubu menuju Pemilu dan Pilpres 2019.
Jika berdasar Pemilu 2014, maka kekuatan dua kubu tersebut, agaknya kurang berimbang. Lihat komposisi berikut,
Komposisi kursi di DPR RI
Koalisi Oposisi
Gerindra 13,04%
PKS 7,14%
Demokrat 10,9%
PAN Â 8,75% (jika ikut)
Total, 39,98%
[Untuk Pilpres 2019, belum ada nama calon Presiden dan Calon Wakil Presiden].
Komposisi kursi di DPR RI
Koalisi Pendukung Pemerintah
PDIP 19,46%
Golkar 16,25%
PPP 6,96%
NasDem 6,25%
Hanura 2,86%
PKB 8,39% (jika ikut)
Total, 60.17%
[Untuk Pilpres 2019, sudah bisa diprediksi nama Jokowi, sebagai Calon Presiden, namun belum ada nama Calon Wakil Presiden].
Tapi, nanti lah; dua kubu di atas berdasar Pemilu 2014 dan dinamika politik yang berkembanga belakangan ini. Dengan itu, Parpol pada masing-masing koalisi masih bisa 'lompat ke kamar sebelah.'
Kepastian jumlah Parpol di/dalam koalisi masing-masing kubu, (akan) terlihat setelah Pemilu 2019. Jadi, sabar ya.
Agaknya, kesiapan nama Calon Presiden dari Kubu Pro Pemerintah, yaitu Jokowi dan Mr X, telah membuat Koalisi Oposisi harus bergerak cepat untuk mencari dan menemukan lawan tanding yang setara.
