Ketua Majelis Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais meminta agar PAN menarik kadernya  dari  pemerintahan Joko Widodo. Kepada media, Amin menyatakan, "PAN harus menentukan sikap politik untuk tidak berkoalisi dengan pemerintah yang berkuasa saat ini. Pokoknya saya usul supaya Asman Abnur segera keluar dari kabinet. Titik."
Tentu saja Amin tak asal bunyi, melainkan berdasarkan pertimbangan politik, dan bukan karena emosi politik sesaat.
Asal tahu saja, orang-orang PAN di jajaran pemerintah adalah
- Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Asman Abnur
- Kepala Komite Ekonomi dan Industri Nasional yang ditempati Sutrisno Bachir.
Walau menyebut diri sebagai pendukung pemerintah, agaknya PAN sering membuat berang Parpol pro Jokowi-JK lainnya. Lihat saja, PAN memang sering tampil beda. Misalnya, PAN memilih walk out dalam pengambilan keputusan Rancangan Undang-undang Pemilu; PAN menolak Perppu Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pemilu.
Kembali ke permintaan Amin Rais agar kader PAN keluar dari lingkaran Jokowi - JK.
Permintaan tersebut justru ditolak oleh jajaran Partai Amanat Nasional; ini suatu kejutan dan tanda perlawanan. Menurut Ketua DPP PAN Yandri Susanto, "
Permintaan Ketua Dewan Kehormatan PAN itu dipastikan tak akan dilakukan. DPP PAN melihat permintaan Amien Rais itu sebagai sebuah saran dan masukan.
Saat ini PAN tetap memposisikan diri sebagai parpol pendukung pemerintah. Oleh karena itu, PAN menyerahkan sepenuhnya kepada Jokowi apakah akan mempertahankan atau mencopot kadernya dari posisi menteri. Ya saran kan biasa, tapi urusan Menteri itu urusan Presiden."
Nah ....
Secara terang benderang DPP PAN menolak atau bahkan melawan Amien Rais. Atau, agaknya telah muncul DPP PAN yang "mandiri" dan "bebas" dari dikte serta arogansi politik Amien Rais.
Bisa jadi, penolakan DPP PAN tersebut, menunjukkan bahwa mereka mau melepaskan diri dari "kebencian politik" Amien Rais terhadap Presiden Jokowi.