Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Perhitungan Cepat dari Litbang Kompas

18 April 2019   08:57 Diperbarui: 19 April 2019   06:53 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Perkenalan pertama saya dengan Litbang Kompas sudah lama, namun mengenal Hasil Perhitungan Cepatnya, baru sejak Pilkada DKI Jakarta 2012, seiring dengan ikutnya di area terbuka yaitu 'giat sampingan' sebagai relawan politik. 

Waktu itu, Joko Widodo, masih sebagai Walikota Solo, ditarik oleh sedikit kekuatan politik untuk menjadi Gubenur DKI Jakarta.

Karena kekuatan politik yang kecil itulah, maka sejumlah pihak, termasuk Joko Widodo, membutuhkan kekuatan rakyat, kemudian disebut sebagai relawan, untuk sama-sama kerja dalam rangka mengantar  Joko Widodo sebagai  gubernur DKI Jakarta. Belakangan,  Joko Widodo disandingkan dengan Basuki Tj Purnama sebagai Calon Gub DKI Jakarta.

Setelah mereka, pasangan Jokowi-Ahok, dipastikan menjadi Calon Gub/Wagub DKI Jakarta, mulai terjadi 'pergerakan publik,' melalui frame organ relawan. Mereka yang tergabung dalam organ relawant tersebut umumnya bukan anggota atau kader Parpol.

Seiring dengan kemunculan organ relawan tersebut, publik juga mulai melirik dan memperhatikan (keberadaan) sejumlah Lembaga Survei; dan termasuk survei Litbang Kompas. 

Pada waktu itu, ketika para lembaga survei memperkenalkan exit pooll dan quick count, banyak orang masih bertanya-tanya tentang 'makhluk baru' tersebut. Sehingga, hasil yang mereka publikasikan belum menjadi acuan utama.

Namun, setelah hasil Pilkada DKI Jakarta yang diumumkan oleh KPUD Jakarta, dan dibandingkan dengan hasil quick count, ternyata hanya beda tipis, terutama dari Litbang Kompas; sementara pada waktu itu, hitung cepat lainya yang mendekati hasil akhirnya adalah survey dari RRI.

Secara khusus, Litbang Kompas, menurut saya, telah memperlihatkan hasil survei paling mendekati hasil akhir, dari lembaga sejenis yang ada pada waktu itu. Berlanjut pada Pilpres 2014, sekali lagi Litbang Kompas membuktikan bahwa hasil survei mereka sangat akurat, dan hanya selisih nol koma sekian persen dari pengumuman resmi KPU.  

Lalu, bagaimana dengan Pilpres 2019? Tampilan live di sini, dari soreh 17 April 2019, telah atau akan menunjukan 'sama dengan' hasil akhir. 

Dengan demikian, saya malah menjadi heran dengan publikasi quick count yang sangat berbeda dengan Litbang Kompas; termasuk adanya klaim kemenangaan berdasar quick count dan exit pool.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun