Perkembangan otomotif di negeri ini seakan tidak bisa dibendung bagai air bah yang mengalir sangat deras. Berbagai merk dan jenis kendaraan bermesin ini terus diproduksi dengan jumlah yang spektakuler.
Salah satu kendaraan tersebut adalah sepeda motor. Sepertinya masa kini memang sedang menjadi sebuah trend di masyarakat bermunculan bagai jamur di musim hujan banyaknya klub-klub pengendara sepeda motor dengan corak warna yang bermacam-macam, ada yang khusus klub jenis motor tertentu dari pabrik tertentu. Sebut saja jenis motor di Indonesia dari berbagai pabrikan seperti bebek, matik (scooter), sport dan ada pula yang berroda tiga.
Kegiatan yang dilakukan para klub itupun beraneka ragam. Ada yang berkumpul sambil berbagi ilmu tentang motor mereka baik mesin, bodi maupun aksesorisnya. Ada pula yang melakukan bakti sosial ke daerah-daerah bencana, ada pula yang hanya sekedar mengendarai beriringan ke suatu tempat tertentu.
Saya termasuk yang suka melakukan touring (perjalanan) menggunakan motor dengan kawan-kawan menuju ke suatu tempat. Beberapa tempat yang pernah menjadi tujuan kami adalah Pangandaran, Parigi, Ujunggenteng, Rancabuaya, Cidaun, Cianjur dan Pameungpeuk. Tentunya dengan mengambil rute yang sedikit menantang, artinya tidak selalu lewat jalan raya, biar lebih bersensasi.
Touring menggunakan motor memiliki kesan tersendiri dan sangat terasa arti sebuah kebebasan dan betapa terasa luasnya alam ciptaan Tuhan ini. Sangat berbeda ketika kita bepergian menggunakan kereta api atau mobil. Tentu saja persiapan harus sangat matang, terutama faktor kesiapan motor kita dengan sebelumnya dicek up ke bengkel resmi dan kita sendiri sebagai pengendara juga harus dalam kondisi yang fit. Peralatan standar bepergian seperti baju ganti,makanan, minuman, obat-obatan, ponco (jas hujan), memakai sepatu boot, helm standar, dan pakaian tebal serta jaket yang tidak tembus angin. Kalau perlu tambah dengan pelindung dada, leher dan lutut. Selain itu juga ban ganti, olie rantai dan peralatan sederhana.
Jangan lupa dalam perjalanan taati rambu-rambu lalu lintas, dan hormati pengendara lain dan juga para pejalan kaki. Bukan kecepatan yang menjadi target, akan tetapi keselamatan yang harus diutamakan. Jangan sampai kita mengalami kecelakaan karena kecerobohan kita sendiri, yang justru akan menghambat perjanan, yang seharusnya menikmati pemandangan di tempat tujuan, eh malah meringkuk di rumah sakit.
Pengalaman yang sudah-sudah ketika kami melakukan perjalanan, kami membatasi kecepatan hanya maksimal 50 Km/Jam, itupun dalam kondisi yang sangat aman atau sepi. Agar lebih tertib dan terkondisikan serta tidak saling menyerobot kami memberikan nomor pada tiap-tiap motor, sehingga siapapun akan selalu berada diurutannya sesuai nomor yang ada pada motornya. Agar tidak salah ikut berikan ciri khusus pada setiap motor, misalnya pita atau bendera. Atur jarak ideal antar motor dengan satu orang sebagai frontier (Pendahulu),seorang kordinator perjalanan, seorang penghubung ditengah (atau sesuai kebutuhan), seorang Sweeper team (tim penyapu), dan seorang teknisi.
Ketika semua mencoba dijalankan sesuai prosedur, insyaallah perjalanan akan lancar. Manakala ada satu orang yang bermasalah dengan motornya atau dia sendiri, kordinator perjalanan memerintah tim penyapu dan teknisi untuk menemani dan membantunya.
Sebelum berangkat, ketika berkumpul jangan lupa dikordinasikan tentang rute, tempat istirahat sementara, tempat pom bensin dan tempat istirahat makan. Yang tidak kalah penting adalah berdoa meminta kelancaran dan keselamatan kepada Tuhan YME.
Ok, tertarik untuk bertouring ria dengan motor anda???? selamat berkendara, dapatkan sensasinya, dapatkan nilai lebih berupa keimanan dari apa yang kita nikmati sepanjang perjalanan kita.
Naik motor barang-bareng bukan hanya milik genk motor, kita juga bisa... torehkan kesan santun dan hormat disetiap rute yang kita lalui..
wassalam.
* One Musketer*