Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tentang Gurumu

22 Juli 2019   17:11 Diperbarui: 22 Juli 2019   17:13 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://images.fineartamerica.com

Belajarlah menulis bersama gurumu, banyak kata-kata bisa jadi di sana. Misalnya, bisa jadi kau dipercaya penguasa negeri. Bisa jadi mulutmu dipenuhi aksara. Memutuskan tali yang tak putus-putus, atau menyambung keputusan yang tak pernah diputuskan. 

Semua bisa jadi seperti itu, bahkan tanganmu bisa menulis berbagai kata. Bagaimana nasib-nasib pedagang kaki lima, juga tentang buruh-buruh bergelimang sengsara. Dan yang perlu diingat karena kalimat bisa jadi itu, maka bisa jadi kantongmu dipenuhi angka. 

Ada satu hal dari gurumu yang terlupa, saat beliau tak pernah mengajakmu menulis, karena sejatinya ia memberi tulisan. Kau bisa menulis ulang tulisan-tulisan gurumu. Kau juga bisa membacanya setiap saat. Sehingga saat gurumu tiada, matamu akan mendongak do'a disamping batu kubur. Barulah kau merasa membaca tulisan tentang gurumu. Bahwa Tuhan itu bukan tulisan, kata-kata dan angka. Tuhan berkehendak atas gurumu. Namanya tertulis jelas dan menancap dalam pikiran yang kau kubur.

Malang, 22 Juli 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun