Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Beli Makanan dengan Membawa Rantang? Kenapa Tidak?

10 Mei 2019   14:17 Diperbarui: 10 Mei 2019   14:23 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bayangkan jika limbah plastik seperti ini berada di sekitar kita. Source homegrown.co.in

Jika kalau Marie Kondo main ke kamar saya, pastilah dia stres berat. Maklum, penulis buku beken The Life-Changing Magic of Tidying Up itu akan menemukan banyak sekali "sampah" di kamar saya. Tak terkecuali, plastik-plastik bekas belanja yang saya simpan rapi dalam satu wadah khusus.

"Masih suka belanja dan dibungkus plastik ya?"

Dengan berat hati saya harus menjawab iya. Terlebih jika berada di situasi yang tak terhindarkan, di mana saat berbelanja, saya lupa membawa tas atau kantung belanja non-plastik. Ketimbang barang belanjaan saya jatuh berceceran, mau gak mau saya masih (baca:terpaksa) menggunakan plastik. Namun, plastik-plastik ini tidak lantas saya buang begitu selesai digunakan. Plastik ini saya simpan untuk digunakan di saat yang tepat.

Tas Jebol di Paris

Maaf kalau terkesan pamer. Tapi, apa yang akan saya ceritakan ini memang terjadi di Paris. Ceritanya, di hari terakhir perkelanaan saya ke beberapa negara di Eropa, saya berencana ngeborong cokelat (murah) untuk oleh-oleh. Nah, kalau di Eropa itu, plastik hampir tak pernah digunakan.

Sampah plastik kian menggunung. Source kompas.com
Sampah plastik kian menggunung. Source kompas.com
Pedagang di sana --khususnya makanan, biasanya akan membungkus makanan dengan kertas timah khusus makanan dan menggabungkannya di dalam kantung kertas (biasanya teksurnya seperti kertas semen). Begitupun saat saya berbelanja di supermarket membeli cokelat. Saya perhatikan, masing-masing pengunjung membawa kantung belanja sendiri. Beberapa dari mereka bahkan membawa keranjang belanja beroda sehingga mudah dibawa pulang ke rumah.

Ada puluhan batang cokelat yang saya beli. Dan begitu akan dibawa pulang ke rumah host/tumpangan, saya memasukkan cokelat-cokelat itu ke dalam ransel harian saya. Dan, mungkin karena kelebihan muatan, tali penyanggah tas saya putus. Tas saya ikutan jebol bagian resletingnya. Jadilah, dalam perjalanan pulang ke Indonesia, saya memutar otak, mengakali agar tas itu setidaknya selamat sampai pulang. Maklum, mau beli tas di Paris mahal euy.

Membludaknya Sampah (Plastik) Saat Ramadan

Seiring makin konsumtifnya manusia saat Ramadan, sayangnya hal itu berbanding lurus dengan meningkatnya jumlah sampah terutama plastik. Kalau bulan puasa itu maunya makan dan minum enak, ya kan? Nah, di Indonesia, mayoritas pedagang masih menggunakan plastik untuk membungkus makanan dan minuman.

Es Kacang Merah yang diwadahi gelas plastik. Dokpri.
Es Kacang Merah yang diwadahi gelas plastik. Dokpri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun