Pada Selasa, 23 Agustus 2016 kemarin, saya diundang menghadiri acara deklarasi pencalonan Yoyok Riyo Sudibyo untuk menjadi salah satu kandidat Calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta periode 2017-2022. Acara yang digagas oleh #YOK4Jakarta ini berlangsung di Warung Komando, Jakarta Selatan.
Yoyok adalah Bupati Batang yang menjadi Kepala Daerah melalui jalur independen pada 2012 lalu. Sebelum Yoyok terpilih sebagai Bupati, Kabupaten Batang dikenal sebagai daerah termiskin dan terendah dalam kinerja pemerintahan. Selain masalah birokrasi, masalah sosial, seperti lokalisasi WTS, tingkat kejahatan, maupun peredaran miras cukup meresahkan warga. Setelah "berguru" pada Walikota Tri Rismaharini, Yoyok langsung membenani Batang.
Di bawah kepemimpinan Yoyok, penyerapan anggaran Batang selalu mencapai angka di atas 90%. Hal tersebut jelas sangat bermanfaat bagi warga Batang. Berbeda dengan Kepala Daerah yang penyerapan anggaran jauh di bawah 90% alias puluhan triliun dana dibiarkan menganggur. "Tangan dingin" Yoyok itulah yang membuat Batang perlahan-lahan berubah. Batang kini dikenal sebagai daerah rujukan dalam pengelolaan anggaran tingkat nasional. Begitu pula dalam hal transparasi anggaran.
Penghargaan dari dalam dan luar negeri pun didapat. Pada 2013, Yoyok meraih penghargaan Investment Award. Lalu di tingkat internasional mendapat penghargaan dari Lembaga internasional ACS Registrars pada 2014, dimana sang Bupati dinobatkan sebagai Kepala Daerah yang berhasil mewujudkan sistem keamanan managemen informasi layanan pengadaan secara elektronik barang dan jasa. Kemudian, meraih Bung Hatta Anti-Corruptions Award (2015). Terakhir, ia meraih Satyalencana Pembangunan dari Presiden Jokowi.
Dengan latar belakang dan deretan prestasi Yoyok tersebut, komunitas #YOK4Jakarta kemudian membuat acara deklarasi Yoyok sebagai Cagub DKI Jakarta. Berikut liputan @OmbrillNEWS...