Mohon tunggu...
Ombrill
Ombrill Mohon Tunggu... Jurnalis - Videografer - Content Creator - Book Writer

Book Writer - Video Blogger - Content Creator

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Televisi Swasta "Plat Merah"

30 Mei 2018   23:45 Diperbarui: 22 Juni 2018   17:06 956
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak dahulu sampai sekarang, TVRI dikenal sebagai stasiun televisi "plat merah". Maklumlah, dana operasional TVRI lebih dari Rp 700 miliar setahun berasal dari pemerintah, lebih tepatnya diambil dari APBN. Beda dengan stasiun televisi swasta yang 100% dana operasional berasal dari perolehan uang dari iklan. Oleh karena TVRI didanai oleh pemerintah, maka istilah "TV Plat Merah" pun nempel pada TVRI.

Namun, istilah "TV Plat Merah" belakangan muncul bukan cuma ditujukan untuk TVRI. Artinya, TVRI tidak sendirian lagi. Di kalangan praktisi televisi, seringkali berkelakar ada stasiun televisi swasta "Plat Merah".  Menurut mereka (para praktisi), katagori "Plat Merah" terlihat dari ciri-ciri ini pada tayangan di stasiun televisi tersebut. Penulis tidak akan menyebutkan nama stasiun televisi yang masuk kategori "Plat Merah". Silahkan Anda sendiri yang melihat siaran dengan berdasarkan keempat ciri di bawah ini.

1. Blocking Time Program Pemerintah

Di setiap stasiun televisi pasti punya program blocking time. Program-program blocking time tersebut diisi apa saja, mulai dari produk kecantikan, kesehatan, maupun wirausaha. Namun, ada stasiun televisi yang memberikan slot khusus untuk  program-program pemerintah. Kalau pun tidak diberikan slot khusus, program blocking time yang sudah ada kebanyakan diisi oleh program-program pemerintah. Harap maklum, uang pemerintah yang disalurkan melalui Kementrian-Kementrian untuk promosi dan publikasi program-program mereka itu banyak. Jadi, jika stasiun televisi swasta tidak mengambil kesempatan tersebut, tentu rugi. 

Jika sudah langganan blocking, tentu stasiun televisi swasta tidak berani mengkritisi kebijakan yang sudah dipromosikan via blocking. Pernah kejadian, saat penulis masih di salah satu stasiun televisi swasta, ada klien dari pemerintah protes, gara-gara Kementrian ini sudah blocking mempromosikan sebuah kebijakan, tetapi di program lain kebijakannya dikritisi. Gara-gara dikritisi, Kementrian ini ogah blocking lagi. Melihat kejadian tersebut (baca: takut kehilangan duit), terpaksa stasiun televisi swasta menjadi "TV Plat Merah". 

2. Menyediakan Alat untuk TV Pool

Dahulu, setiap kali ada event di Istana, terutama saat Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, stasiun televisi yang menyediakan peralatan live adalah TVRI. Siaran TVRI menjadi satu-satunya sumber gambar untuk TV Pool. Sudah tahu kan apa itu TV Pool? Nah, semua televisi swasta cukup mengambil output dari master syuting live secara clean feed (tanpa logo dan tanpa CG TVRI). Enak bukan? Ibaratnya, kru TVRI yang bertugas, televisi swasta tinggal ambil output visual liputan live tersebut.

Namun, beberapa tahun belakangan ini, stasiun swasta ogah mengambil full materi clean feed dari TVRI. Televisi-televisi swasta berusaha untuk bisa mendapat eksklusif gambar. Setidaknya satu kamera untuk Reporter stand upper (muncul di layar) yang ada di sekitar Istana. Oleh karena tak ingin hanya mengambil materi clean feed dari TVRI, ada stasiun televisi yang bersedia menyediakan peralatan siaran live di Istana. Penyediaan peralatan ini ada maksud dan tujuan, yakni supaya televisi swasta ini bisa dekat dengan Istana. Tentu tidak ada makan siang gratis, bukan?

3. Eksklusif Bikin Program dengan Presiden

Setelah berhasil menarik simpati Istana, tentu saja stasiun televisi ini dengan mudah mendapat kepercayaan pemerintah. Akses ke Istana lebih mudah. Wawancara eksklusif tentu saja tidak dipersulit. Bukan cuma wawancara doorstop bersama Jurnalis lain, tetapi wawancara informal: duduk berdua bersama News Anchor di Istana atau di suatu tempat. Yang juga tak kalah penting, Presiden juga dibuatkan program di televisi swasta tersebut. Program yang dimaksud bukan program wawancara eksklusif, tetapi program informal yang tayang seminggu sekali.

"TV Plat Merah" pasti leluasa membuat program yang ada Presiden, dimana Host bisa leluasa syuting di Istana. Host-nya pun bukan sosok Presenter berita yang kaku, tetapi Host yang biasa cekakak-cekikik atau biasa membawakan program komedi maupun sejenisnya. Konsep program tidak lagi formal, tetapi ringan. Model reality show.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun