Mohon tunggu...
Okti Nur Risanti
Okti Nur Risanti Mohon Tunggu... Penerjemah - Content writer

Menulis adalah salah satu upaya saya dalam memenuhi misi mandat budaya.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

21 Februari, Hari Bahasa Ibu Internasional

20 Februari 2020   19:02 Diperbarui: 21 Februari 2020   13:49 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berbagai bahasa (Unsplash, Hannah Wright)

Tahukah Anda, jika tanggal 21 Februari diperingati sebagai hari Bahasa Ibu Internasional?

Saya juga baru tahu kalau ternyata ada hari semacam itu di kalender dunia internasional. Dan, karena minggu ini saya bertugas membuat materi presentasi tentang topik ini, maka sekalian saja saya sharekan pengetahuannya di sini.

Hari Bahasa Ibu ada sebagai usul dari Rafiqul Islam, seorang warga Bangladesh yang tinggal di Vancouver, Kanada. Ia berkirim surat kepada Sekjen PBB, Kofi Annan, mengusulkan agar PBB mengambil tindakan penyelamatan pada bahasa-bahasa di dunia yang jumlahnya semakin menipis. Tanggal 21 Februari dipilihnya sebagai hari Bahasa Ibu untuk mengenang perjuangan rakyat Bangladesh dalam memperjuangkan bahasa asli mereka pada tahun 1952.

Apa yang terjadi pada hari dan tahun itu?

Pada tahun 1952, terjadi konflik antara rakyat Pakistan timur dengan pemerintah Pakistan karena keputusan pemerintah Pakistan memilih Urdu sebagai bahasa nasional. Padahal, mayoritas warga Pakistan Timur saat itu berasal dari wilayah timur yang berbahasa Bangla atau Bengali. Banyak warga berpendapat seharusnya bahasa Bangla juga menjadi bahasa nasional. Unjuk rasa besar-besaran pun terjadi pada tanggal 21 Februari 1952, yang akhirnya memakan korban sipil dari kalangan mahasiswa.

Perjuangan tersebut tidak  berakhir sia-sia. Pada tahun 1956 Pemerintah Pakistan memberikan status resmi kepada bahasa Bangla sebagai bahasa nasional. Warga Pakistan timur pun (kini sudah menjadi Bangladesh), akhirnya bisa menggunakan bahasa Bangla sebagai bahasa yang dianggap resmi oleh Pemerintah.

Saran dari Rafiqul Islam ini diterima dan ditetapkan PBB pada 1999, serta mulai diperingati pertama kali pada 21 Februari 2000. Semenjak itu, UNESCO sebagai badan PBB yang mengurus budaya dan pendidikan telah merayakan Hari Bahasa Ibu Internasional selama hampir 20 tahun dengan tujuan untuk melestarikan keanekaragaman bahasa dan mengingat bahwa keragaman bahasa dan multilingualisme adalah aspek penting untuk pembangunan berkelanjutan.

Yang terbaru, dalam penutupan sidang tahunan PBB di New York, Amerika Serikat, 18 Oktober 2019, UNESCO menetapkan tahun 2022 sampai tahun 2032 sebagai kampanye massal Hari Bahasa Ibu Internasional. Melalui kampanye berkurun waktu 10 tahun tersebut, PBB mendorong masyarakat adat di seluruh dunia untuk melakukan berbagai upaya di dalam menyelamatkan Bahasa Ibu dari ancaman kepunahan.

Adapun tema Hari Bahasa Ibu pada tahun 2020 ini adalah "Indigenous languages matter for development, peacebuilding, and reconciliation"

Lalu, apa pentingnya bahasa Ibu atau bahasa daerah yang harus kita sadari?

Banyak, tetapi sayangnya tidak banyak orang yang menyadari hal ini, sehingga tidak banyak yang berupaya untuk melestarikan bahasa Ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun