Mohon tunggu...
agus maulana
agus maulana Mohon Tunggu... -

Agus Maulana, S1 Manajemen jurusan marketing STIE KAMPUS UNGU ASMI

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Mencari Solusi Menuju Piala Dunia

12 Juli 2010   07:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:55 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Pembinaan pemain sepak bola usia dini, yang dikelola oleh Sekolah sepak bola, belum menjadikan sepak bola nasional melahirkan pemain-pemain berkelas. Padahal, sekolah sepak bola tersebut ada diseluruh PENGDA PSSI. Meskipun ada, kwalitasnya biasa-biasa saja, sehingga ketika PSSI aakan membentuk TIMNAS merasa kesulitan karena skill ball dan teknik yang kurang memadai atau belum layak untuk level dunia.

Lahirnya pemain berkwalitas dengan segala kelebihannya, tidak lahir begitu saja, tidak bisa instant tetapi perlu melalui proses panjang, perlu waktu, tenaga, pikiran,serta dana yang tidak sedikit plus orang gila bola.

Banyak aspek yang perlu diperbaiki dalam mengelola serta membina pemain usia dini yang selama ini masih bersifat asal jadi, tidak terkoordinasi dan tidak mempunyai sistem manajemen pengelolaan SDM terukur yang berbasis pada pengembangan prestasi individu dan team secara terpadu. Kompleknya masalah dipembinaan usia dini berpengarus secara langsung pada tahap lanjutan menuju permainan sepak bola sesungguhnya.

Sekolah sepak bola ( SSB )  sekarang ini masih bersifat kwantitas belum kwalitas sebagai dasar kemajuan sepak bola Nasional. ( Orientasi terhadap pendapatan club semata )

Kendala-kendala seperti diatas juga disebabkan oleh kurangnya perhatian yang serius dari para pengambil keputusan ditambah minimnya sarana dan prasarana latihan sehingga berdampak kepada minimnya prestasi  belum lagi sistem kompetisi antar Sekolah sepak bola yang carut marut tanpa standard baku menjadikan kompetisi menjadi tidak berarti ( Hanya memenuhi kalender event tahunan PSSI ).

Kematangan mental, skill ball secara individu maupun team akan terbentuk oleh kompetisi yang teratur, sementara latihan adalh dasr pemahaman kearah permainan itu sendiri. Kompetisi yang teratur, terarah dan terencana akan melahirkan pemain-pemain yang berkwalitas, berwawasan luas dan bermental tangguh sebagai petarung dan seniman dilapangan hijau.

Jadi pada dasarnya keseimbangan antara pembinaan dan kompetisi harus berjalan seirama, tidak bisa dipisahkan. Hanya yang menjadi masalah sekarang ini adalah masih kurangnya kompetisi untuk  usia dini , sehingga pemain-pemain berbakat tidak muncul kepermukaan.

Kompetisi untuk usia dini tidak bisa secara temporer, tapi harus terus menerus dilaksanakan dan dikemas kedalam sebuah sistem kompetisi berkelanjutan yang bertujuan untuk merangsang pertumbuhan serta menyerap metode-metode latihan yang diberikan.

Disekolah bola para pemain dibagi kedalm beberapa kategori usia/kelompok umur, antara lain : Usia 9-10 tahun, 11-12 tahun, 13-14 tahun, 15-16 tahun dan 17-18 tahun dan SSB tersebut ada dibawah naungan tim perserikatan, sesuai dengan ketentuan PSSI bahwa tim perserikatan harus mempunyai tim binaan dan harus berkompetisi. Tujuan yang ingin dicapai oleh PSSI adalaah agar SSB dapat menghasilkan pemain yang berkwalitas dan menjadi bagian didalam tim seniornya kelak.

Peraturan yang bagus seharusnya juga diimbangi dengan aplikasi nyata dilapangan seperti pembenahan kompetisi yang masih rendah mutunya baik secara kwalitas maupun kwantitas. Idealnya, setiap kelompok umur (KU) bermain dalam kompetisi minimal 20 kali/musim kompetis, artinya dalam 1 bulan ada 2 kali pertandingan. Ketatnya jadwal kompetisi akan berdampak terhadap kemampuan teknik, phisik, serta pengendalian diri dan emosi dari masing-masing individu.

20 kali pertandingan akan memakan waktu 10 s/d 12 bulan sehingga jenjang usia pemain dari tahun ke tahunyang terus naik akan terus mengikuti kompetisi sesuai dengan usia pemain bersangkutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun