Mohon tunggu...
Nuryati Sh
Nuryati Sh Mohon Tunggu... -

Mahasiswa jurusan ILMU KOMUNIKASI 2011 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. pollow me: @NuryatiSholihah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jika Nabi Adam As Bukan Rasul Pertama. Lalu Siapa?

6 November 2012   04:45 Diperbarui: 4 April 2017   17:15 33321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jika kita mendengar atau ditanya perihal sejarah manusia, jika kita membahas seluk beluk manusia dan hal-hal yang berkaitan tentang manusia, maka kita akan mengarah ke sejarah Nabi kita. Yakni Nabi Adam as. Karena beliaulah kita ada dan menempati bumi ini. Karena beliaulah manusia laki-laki pertama yang Allah turunkan ke bumi bersama ibu dari semua umat yakni Siti Hawa’. Dengan kehendak Allah swt tentunya.

Ketika Allah menurunkanNabi Adam as dan ibu Hawa’ ke bumi maka tanda-tanda kehidupan mulai terjadi. Begitupun aktifitas dibumi akan segera terjadi. Dari dulu hingga sekarang manusialah yang meneruskan menjadi khalifah di muka bumi ini. Karena hanya manusia yang diberi Allah swt kelebihan dari makhluk Allah yang lain, yakni akal dan hati. Karena dua kelebihan itulah manusia lebih unggul. Apalagi jika akal dan hati yang bersih dan bisa mengontrol hawa nafsunya maka tentu saja orang tersebut tidak hanya menjadi manusia yang unggul akan tetapi juga digdaya pula.

Allah swt menurunkan Nabi Adam as dan Hawa’ pasti membawa manfaat dan faedah, walaupun penurunan nya ke bumi karena kesalahan Nabi Adam as dan ibu Hawa’itu sendiri. Dan secara otomatis beliaulah nabi sekaligus Rasul pertama yang menempati bumi.

Akan tetapi taukah pembaca, bahwa Nabi Adam as bukanlah rasul pertama. Walaupun dalam sejarahnya beliau menempati urutan pertama dalam sejarah 25 nabi dan rasul yang wajib kita ketahui oleh para umatnya.

Lantas siapakah Rasul pertama kita, jika bukan Nabi Adam as?

Dalam sebuah hadits yang sangat panjang di kitab Shahih al-Bukhari yang menceritakan tentang peristiwa di hari kiamat. Ada sekelompok manusia mencoba mencari syafa’at kepada para Nabi. Simaklah cerita dibawah ini:

Dari H.R Al Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik : (Maka orang-orang mendatangi Adam dan berkata: Wahai Adam, tidakkah engkau tahu (bagaimana keadaan manusia). Allah telah menciptakanmu dengan TanganNya, dan Allah (memerintahkan) Malaikat bersujud kepadamu dan Allah mengajarkan kepadamu nama-nama segala sesuatu. Berilah syafaat kami kepada Rabb kami sehingga kami bisa mendapatkan keleluasaan dari tempat kami ini. Adam berkata: aku tidak berhak demikian, kemudian Adam menceritakan kesalahan yang menimpanya. (Adam berkata): akan tetapi datanglah kepada Nuh, karena ia adalah Rasul pertama yang Allah utus kepada penduduk bumi. Maka orang-orang kemudian mendatangi nabi Nuh).

Ini adalah sepenggal atau sedikit cerita yang shohih (benar), karena disebutkan dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim. Sedangkan riwayat Ibnu Hibban yang menyatakan bahwa Adam adalah Rasul pertama adalah riwayat yang lemah, karena di dalamnya terdapat perawi yang bernama Ibrahim bin Hisyam bin Yahya al-Ghossany yang dinyatakan oleh Abu Zur’ah sebagai pendusta, Abu Hatim tidak menganggapnya tsiqoh, sedangkan at Thobarony menyatakan tsiqoh.

Dan nabi Nuh as sebagai rasul pertama juga dikuatkan dengan H.R al Bukhori dari Abu Hurairoh (Wahai Nuh, engkau adalah Rasul pertama (yang diutus) untuk penduduk bumi.

Dari beberapa hadist diatas dapat kita simpulkan bahwa nabi Nuh as adalah Rasul pertama kita walaupun dalam urutannya memang bukan yang pertama. Dan memang dalam kenyataanya banyak orang yang tidak tahu tentang sejarah ini. Dan siapapun rasul maupun nabi kita yang pertama bukan masalah yang urgen untuk diperdebatkan. Buatlah sebagai menambah pengetahuan tentang sejarah keilmuan kita. Yang paling penting adalah kita harus sanggup dan patuh terhadap risalah maupun ajaran yang beliau bawa. Untuk meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah swt. Karena Semua Rasul utusan Allah swt itu berkualitas dan memiliki kelebihan-kelebihan yang berbeda, tergantung zaman dan masyarakatnya saat itu. Waallah hualam…..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun