Mohon tunggu...
Nurul Annisa
Nurul Annisa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bahayakah Bubble Drink?

28 Februari 2017   15:08 Diperbarui: 28 Februari 2017   15:25 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source: https://www.pinterest.com/bubbledrink

Minuman asal Taiwan yang memiliki rasa manis dan tekstur kenyal atau yang lebih dikenal sebagai bubble drink marak beredar di Indonesia sejak beberapa tahun terakhir. Bentuknya yang unik membuat penasaran para konsumen untuk segera merasakan minuman ini. Berkat kepopulerannya, banyak pengusaha yang ingin membuka usaha penjualan minuman tersebut. Bubble drink dapat dijumpai hampir dimana saja, yakni mulai dari tempat pejalan kaki (trotoar) sampai di pusat perbelanjaan. Harga yang ditawarkan bervariasi dari yang murah hingga mahal. Penikmat minuman ini tidak mengenal usia yaitu mulai dari anak-anak hingga orang tua.Berdasarkan kepopulerannya, kandungan dari bubble drink masih dipertanyakan apakah bahaya atau tidak untuk dikonsumsi. Bahaya yang paling ringan adalah tersedak karena bulatan-bulatan pada minuman ini dapat membahayakan anak-anak jika tidak hati-hati dalam meminumnya. Selain itu, Berdasarkan hasil penelitian University Hospital Aachen Jerman menyatakan bahwa bola-bola hitam yang terdapat pada minuman tersebut dapat membahayakan karena mengandung senyawa kimia pemicu kanker. 

Peneliti menyebutkan bahwa tidak hanya kandungan senyawa karsinogen biphenyls aspolychlorinated (PCB) yang terkandung di dalam bubble drink. Akan tetapi, di dalam minuman tersebut juga terdapat kandungan styrene, acetophenone dan brominated yang seharusnya tidak terdapat dalam makanan. 

Kandungan biphenyls aspolychlorinated (PCB) dapat memicu pertumbuhan sel-sel kanker, menganggu kekebalan tubuh, mengganggu sistem reproduksi, kerusakan saraf, dan kekacauan pada sistem endokrin. Styrene merupakan senyawa kimia yang umumnya  dimanfaatkan untuk bahan baku karet sintetis, styrofoam, pelapis kertas, dan plastik. Senyawa tersebut terbukti menyimpan efek karsinogen dan racun yang dapat memicu gangguan ginjal, sistem pencernaan, serta saluran pernapasan.

 Selain itu, Acetophenone adalah senyawa aromatik keton yang dapat menimbulkan efek tidak kalah berbahaya. Menurut ahli gizi holistik Michelle Schoffro hasil risetnya menyatakan bahwa senyawa kimia tersebut dapat memicu kanker, kerusakan pembuluh darah, dan jika terhirup akan menyebabkan gangguan saraf otak. Sedangkan, efek yang akan timbul dari kandungan brominated yang merupakan bahan aditif dalam produk minuman ringan yakni gangguan kesehatan seperti sakit kepala, hilangnya memori, dan tremor.

Bahan kimia tersebut tidak dapat dipastikan apakah terdapat di seluruh bubble drink yang beredar atau hanya yang diujikan saja karena terdapat beberapa faktor yang memengaruhinya. Salah satu faktornya adalah peralatan yang digunakan, seperti peralatan plastik yang dapat mencemari bahan baku. Untuk membuat bola-bola hitam (bubble) tergolong mudah, hanya dengan mengentalkan tepung tapioka dengan air panas dan memberi pewarna food grade kemudian dibulatkan.

 Sehingga, pada dasarnya bahan yang digunakan jika diolah dengan benar dan sesuai dengan ketentuan tentunya tidak akan membahayakan konsumen. Menyikapi masalah ini sebaiknya konsumen tetap waspada dalam mengonsumsi makanan, yakni dengan cara tidak mengonsumsi secara berlebihan dan memerhatikan sertifikasi dari BPOM karena yang mengizinkan beredarnya makanan adalah wewenang dari BPOM.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun