Mohon tunggu...
nur taufik
nur taufik Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Guru menggambar sanggar lukis anak Menyukai menulis menyukai Fotografi

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Tema Lomba Lukis Anak

10 Mei 2013   14:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:48 4696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13681702591060245841
13681702591060245841
1368170410712319988
1368170410712319988
Contoh tema menggambar Bagi anak-anak seusia Taman kanak-kanak sampai kelas satu sekolah dasar sebenarnya tema saat lomba menggambar sangat membatasi dunia imajinasi anak bahkan seolah-olah tema itu telah menyiksa jiwa anak-anak namun apa daya bagi anak-anak untuk bisa berontak. Paling-paling si anak akan menunjukkan tingkah yang aneh seperti capek , bosan bahkan tidak mempunyai semangat untuk menyelesaikan lukisannya. Sebaliknya bagi event pengadaan lomba lukis maka tidak bisa tanpa ada tema lomba menggambar karena sebuah tema dalam event sangat berperanan sekali demi  kesuksesan acara lomba ibaratnya tema laksana sebuah kemasan untuk mencari perhatian publik atau prosedural ijin dalam proporsal. Kesimpulan akhirnya anak hanyalah menjadi sebuah obyek dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab secara moral yang disatu sisi demi sebuah kepentingan yaitu mungkin bisa saja bisnis atau politik tetapi di sisi lain anak sebagai obyek untuk mengejar sebuah ambisi dari para orangtua. Banyak tema-tema lomba lukis yang kadang tidak pada tempatnya untuk dunia anak seperti tema politik, tema figur,tema promosi atau tema-tema yang anak belum mengenalnya sama sekali bahkan memahami isi tema . Maka kita bisa mengatakan karya si anak itu murni bila ternyata karyanya di luar dari tema karena si anak memang tidak tahu atau tidak ada peran orang lain yang menerangkan isi tema lomba menggambar tersebut. Namun beberapa anak ada yang mampu menggambar dengan karyanya diluar jangkauan pikiran seorang anak. Maka tak ada salahnya kalau kita memastikan ada sesuatu yang tidak beres dengan karya si anak itu , bisa jadi si anak menghapal dari sebuah tema yang dibuat orang dewasa dalam hal ini bisa guru kursus atau sekolah. Sebenarnya anak akan senang bila temanya sesuai dengan dunia anak atau pengalaman individu si anak seperti dunia bermain , wisata ke kebun binatang, wisata di pantai , kegiatan di sekolah, berlibur atau lainnya. Kebiasaan memaksa anak dengan tema yang mereka tidak tahu namun akhirnya  dengan cara memberikan contoh dari sketsa yang telah dibuat orang lain seperti guru kursus, seniman atau bisa jadi orangtua sendiri maka sama halnya mengajarkan atau menanamkan kebodohan buat si anak atau bisa dibilang membunuh hak kreatifitas anak meskipun akhirnya si anak menang dalam lomba yang diikuti. Padahal inti kandungan dari peran pelajaran  seni rupa sebenarnya lebih bersifat mencerdaskan bukan pembodohan kepada si anak. Contohnya ada sebuah tema lomba lukis yang bertemakan kebudayaan maka si anak sebelumnya harus nengenal maksud dari kebudayaan. Rasanya aneh bila ada anak yang mahir menggambar reog ponorogo tapi ketika ditanya tidak tahu apa itu reog ponorogo bahkan lihatpun belum . Inikan sebuah lelucon. Segala bentuk tema menggambar sangat baiknya anak bisa memahami minimal melihat visualnya. Dengan demikian apa yang dilihat si anak akan menjadi perbendaharaan pengalaman individu si anak. Dengan demikian meski hanya sekedar menggambar namun ada pembelajaran dari sebuah tema lomba menggambar.  Akhirnya dari tema yang dilihat plus bisa paham dengan tema itu maka sianak bisa menikmati imajinasinya dengan berbagai bentuk ekpresi karya lukisnya. Saya yakin karya anak- anak akan lebih unik, orisinil dan  mempunyai sebuah karakter bukan karya anak yang seragam tanpa ada perbedaan anak yang satu dengan anak yang lain karena hilangnya karakter si anak.
13681704901463605359
13681704901463605359
Anak menyenangi tema menggambar sesuai dengan dunianya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun