Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Konflik dan Pernyataan Kontroversial Mantan Presiden ISIS Indonesia

15 Februari 2020   21:17 Diperbarui: 15 Februari 2020   21:30 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mantan Presiden Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS) Regional Indonesia, Chep Hernawan. Sumber foto www.dara.co.id

Dunia ini diciptakaNya lengkap dengan beragam konflik. Sementara manusia adalah penikmatnya. Tanpa konflik, alam dan kehidupan ini terasa hambar. Sebuah tulisan/kisah fiktif non fiktif tanpa adanya muatan konflik kurang dilirik oleh pembaca.

Tetapi enaknya hanya sebagai penonton. Saya dan mungkin juga Anda sering lalai gara-gara terlena membaca artikel atau nonton tayangan televisi yang sarat konflik politik atau konflik apa-apalah. Hingga sering  tidur larut malam, sambal ditungku sudah gosong,  lupa mencet tombol magic. Pas mau makan beras belum berubah jadi nasi.

Dua hari belakangan viral di media sosial. Sebuah video mempertontonkan detik-detik pria tak dikenal menelanjangai seorang wanita   pada siang bolong. Di halayak ramai pula. Tiada seorang pun yang menolong. Mereka malah merekam adegan tersebut sambil tertawa terbahak-bahak. Semuanya terhipnotis oleh konflik.

Giliran diposisikan sebagai korban terdampak, mana tahan. Saya akan berguling-guling di tanah becek kalau cowok gantengku menikah lagi. Walaupun usianya sudah mendekati kepala tujuh. Tubuhnya sudah bau tanah. He he .... Tidak sedikit pula orang jadi gila bahkan memilih bunuh diri gara-gara tak tahan menghadapi konflik/persoalan hidup.

Namun, banyak juga orang yang senang menjadi korban sekaligus penikmat konflik. Hingga  menjadikannya bagian dari gaya hidup. Pribadi begini malah sengaja membangun konflik dengan berbagai gaya.

Di antaranya, melakukan tindakan dan mengeluarkan pernyataan-pernyataan kontroversial. Kapan perlu memasrahkan dirinya sebagai penyebar hoaxs. Entah itu alasan mencari panggung atau untuk meluruskan kondisi. Allahu alam bish shawab.

Golongan ini bertebaran di muka bumi. Di dunia perpolitikan Indonesia biasanya didominasi oleh kaum intelektual. Di antaranya ada Mister  F di parlemen, ada politikus A   ada Om R piaraan ILC,  dan sederet orang gede lainnya tak perlu disebut satu per satu.  

Pagi tadi saya dikagetkan oleh sebuah artikel yang memuat pernyataan kontroversial  dari Chep Hernawan. Pria yang disebut sebagai Eks Presiden Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS) Regional Indonesia ini menilai, isu pemulangan Eks Kombatan ISIS yang mengahangat sepekan terakhhir adalah Hoaks dan Lebay. 

Lebih jauh kakek yang diduga pernah mendanai keberangkatan ISIS ke Timur Tengah itu menyatakan, para mantan ataupun yang masih tergabung dalam ISIS tidak ada yang ingin pulang ke tanah air. Kalaupun mereka pulang hanya sekadar menjenguk keluarga. "... di sana mereka enak. Pendapatan juga besar, bisa kirim ke keluarga jutaan rupiah per bulannya," tuturnya.

Di lain sumber, pendukung mantan calon Presiden Prabowo Subianto pada pilpres 2019 ini menyatakan, "Jika memang benar (ada yang ingin pulang), saya siap menampung kalau memang banyak yang menolak. Tapi kan itu jikalau ada yang pulang, tapi saya tidak yakin ada yang ingin (pulang Red) ...," ujarnya saat ditemui awak media ini di rumahnya, Jalan Aria Wiratanudatar, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (14/2/2020).

Apa yang dilontarkan Chep bertentangan dengan pemberitaan yang menghiasi banyak media Nasional dan Internasional, yang mengklaim semenjak kekalahan ISIS, 2-3 tahun lalu, keluarga para petempur ISIS, para perempuan dan anak-anak-ditempatkan di kamp pengungsian yang dipadati lebih dari 70.000 orang. Dicampakkan para suami, diabaikan khalifah dan pemerintah mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun