Mohon tunggu...
Nurohmat
Nurohmat Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Pecinta Literasi dan Pendaki Hikmah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Muntaber", Munafik tapi Berhasil

13 Januari 2019   12:53 Diperbarui: 13 Januari 2019   13:36 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Judul tulisan di atas tidak bermaksud untuk menuduh atau menyudutkan seseorang atau sekelompok orang. Kalau saya berhak menuduh atau curiga maka saya lebih nyaman menuduh dan mencurigai diri saya sendiri. Ada kekhawatiran saya mempraktikkan sifat-sifat munafik itu.

Setidak-tidaknya tulisan ini bisa menjadi bahan refleksi bagi saya dan bagi sesiapa saja yang mau untuk menengok dalam-dalam isi hatinya. Dalam hati, saya berdo'a sekuat hati agar saya tidak diliputi oleh sifat-sifat kemunafikan. Bukan apa-apa,  sementara ini  ketentraman dan kedamaian hidup menjadi prioritas 'purpose' hidup  saya.

Ketika di era sekarang banyak menunjukkan gejala  muntaber, munafik tapi berhasil. Tentunya, menguatkan persepsi sebagian besar orang   bahwa yang tidak mempraktikkan kemunafikan sulit untuk mendapatkan anugerah Tuhan berupa  kekuasaan, kepemimpinan, kesenangan dan kekayaan yang melimpah.

Seandainya Tuhan menawarkan dan menyodorkan pilihan rupa-rupa nikmat kepada saya. Saya tidak akan memilih kepemimpinan, kekuasaan, ataupun kekayaan menjadi tiga urutan teratas. Saya akan memilih yang lain. Apa pilihannya?

Saya terinspirasi oleh pilihan Nabi Sulaiman a.s. lebih memilih nikmat yang terbaik dan teragung menurut Tuhan. Nikmat ini tidak diperebutkan oleh banyak orang, karena sedikit orang yang tahu. Ya itu, nikmat ilmu dan hikmah, meski terkesan legeg ( kesannya agak gimana gitu).

Nah,  kalau Tuhan menyuruh Anda untuk memilih dari sekian banyak nikmat dan  dibatasi hanya tiga nikmat saja untuk Anda, kira-kira apa pilihan Anda ?

Jawaban Anda akan sangat bergantung pada pandangan metafisis yang anda anut. Bagi yang beraliran materialis, saya yakin kekuasaan dan kekayaan akan menjadi daftar pilihan teratas.  Orang yang menganut aliran metafisis materialis ekstrim, segala cara akan diupayakan untuk meraih kekayaan dan kekuasaan, termasuk ketokohan. Adu domba, tipu muslihat, modus, dan cara-cara kotor lain akan mewarnai proses tersebut.

Sementara bagi yang menganut aliran metafisis spiritualis, mereka akan memprioritaskan nilai-nilai moral seperti: ketulusan, keadilan, keberanian, kejujuran, kebijaksanaan, dan nilai-nilai lainnya yang bersifat normatif ketimbang mengejar kekuasaan, kekayaan, ketokohan dengan cara-cara yang kotor dan sarat kemunafikan.

Soal munafik, Nabi Muhammad SAW empat belas abad yang lalu sudah  memberikan identifikasi perilaku untuk menyoal kemunafikan. Ciri perilaku munafik yang dipopulerkan oleh Nabi SAW sedikitnya ada tiga : (1) jika berkata ngibul, artinya dia doyan membohongi orang lain. (2) jika berjanji,  ingkarnya gak tanggung-tanggung. Janji-janji manisnya sangat membius. (3) jika diberikan kepercayaan/amanah/kepemimpinan dia khianat.

Ketiga perilaku munafik itulah yang sekarang saya takutkan merasuk dalam jiwa saya, anda, dan kita semua. Lebih menakutkan lagi jika saya, anda, dan kita semua saling tuduh, apalagi menjelang pemilihan presiden 2019.
Wallahu'alam.

Cirebon, 13 Januari 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun