Mohon tunggu...
Bang Ihsan
Bang Ihsan Mohon Tunggu... -

Ingin berbagi ilmu dan pengalaman, dan tentunya mau belajar dari pihak lain.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dialog 2 Cinta, Dialog 2 Rasa

12 Mei 2012   16:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:23 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ada seseorang yang kita sebut namanya Ahmad. Dia bertanya pada seorang yang pernah mencicipi rasa cinta, yang kita sebut Bahri. Tepatnya abang Bahri.

A : saya ini, baru mengenal cinta. Apa pendapat Abang Bahri tentang cinta itu?
B : (tersenyum simpul), sudah berapa lama rasa itu bersarang di hatimu, anak muda?
A : rasa apa, bang?
B : kamu belum merasakan rasa itu, anak muda?
A : (heran), saya belum kenal rasa itu
B : rasa yang unik, anak muda!. Kalau anda belum tahu, itu tandanya di hatimu belum ada cinta
A : bisa abang ceritakan kepada saya, rasa unik itu?
B : rasa itu, tak bisa diceritakan, rasa itu hanya bisa dipahami oleh siapa yang mengalami saja
A : ohhh, begitukah? sungguh unik kalau demikian. Tak bisa diceritakan. tapi setidaknya abang bisa jabarkan kepada saya walau sedikit
B : datanglah kepadaku, bila kau sudah dapatkan rasa itu, anak muda!
A : tentu saya akan datang. tapi beritahulah pada saya tanda-tandanya, bang?
B : baiklah,

Si Abang Bahri pun mengatur posisi duduknya.
B : bila kamu punya rasa pada seseorang. ada beberapa hal yang akan kamu lakukan.
A : apa saja, bang
B : pertama, kamu slalu ingin melihat wajahnya walau sejenak saja. Kedua, kamu ingin slalu dekat dengannya, walau ingin sekedar mendengar suaranya. Ketiga, kamu ingin slalu membahagiakannya dan berusaha menbantunya dengan sukarela.

Si Abang Bahri diam sebentar. Dia mengatur nafas sejenak. Pikirannya sedang fokus pada kalimat-kalimat yang akan diteruskan. tanpa diduga si Ahmad berkata,
A : yang keempat, bang!
B : wah rupanya, kamu sudah tak sabar ya
A : begitulah
B : keempat, kamu ingin melihat foto dirinya, bila dia punya FB maka boleh jadi semua yang ada foto dia akan kamu save. Wanita yang kamu sukai punya FB kan?
A : punyalah, bang
B : kamu save semua foto dia?
A : tak semua, bang
B : tak semua bagaimana?
A : cuma satu yang nga bang. hee

Abang Bahri tersenyum melihat tingkah laku lawan bicaranya. Selanjutnya dia lanjutkan,
B : kelima, kamu akan cemburu bila dia dekat dengan orang lain. Keenam, kamu ingin slalu membuat dia ceria dan tertawa. Ketujuh, kamu lihat dirinya cantik mengenakan pakaian apa saja. Tak saja pakaian, warna dan motif apapun yang dikenakan akan indah dimatamu
A : kenapa bisa begitu ya, bang?
B : sebab dia sudah indah di hatimu. Makanya dia akan indah di matamu, anak muda !
A : ohh begitu, benar juga sih

Keduanya saling senyum. Karena dihadapannya ada 2 cangkir teh manis, mereka pun meneguk teh tersebut sampai habis. Kemudian Abang Bahri melanjutkan pembicaraan
B : kedelapan, wajah dan senyumnya kan slalu hadir dipelupuk matamu. Kesembilan, tiap saat kamu akan menghubungi dia, bisa lewat apa saja. telpon, sms, dll. kesepuluh, ada keinginan kuat dari dirimu tuk memilikinya.
A : cuma sepuluh aja, bang
B : masih banyak, anak muda.  Masih banyak !
A : bisa disebutkan lagi, bang
B : bila 10 tanda saja sudah ada, rasa tersebut sudah ada dihatimu
A : ohh begitukah?

Si Ahmad makin penasaran. Bahasa tubuhnya segera mengajukan pertanyaan secepatnya
A : tapi begini bang, apabila saya cuma punya 1 atau 2 tanda saja. Apa itu sudah dikatagorikan punya rasa?
B : (haaa), anak muda!. Bila kamu memiliki 3/4 saja, rasa itu belum ada di hatimu. Kamu harus telan semua rasa itu, rasa itu tak bisa dibagi
A : benarkah demikian?
B : (haaa), sekali lagi anak muda, kamu belum punya rasa. Bila ada rasa di hatimu, tak ada pertanyaan seperti itu

Setelah itu, keduanya diam sejenak. Setelah beberapa saat, si A bertanya kembali
A : bang, apa beda cinta kepada menusia dan cinta kepada Tuhan?
B  : beda bagaimana?
A : bila saya cinta kepada lawan jenis bagaimana? bila saya cinta kepada Tuhan bagaimana?,
B : (kaget), mendapat pertanyaan tak terduga. Diam sebentar. "Mengapa kau tanyakan hal itu, anak muda?"
A : apakah cinta pada Tuhan harus seperti itu?
B : (berhenti sejenak), sejatinya ya. Cinta kita kepada Tuhan pun tak terbagi. Menurut saya, bila pria sudah punya rasa dengan tanda-tandanya akan lebih mudah bagi dirinya. Tinggal menggeser rasa itu seluruhnya pada Tuhan.
A : apakah semudah itu, bang?
B : tergantung manusianya, ada yang bisa langsung menggeser rasa itu. Ada yang butuh waktu lama. Bahkan ada yang tak mau menggeser rasa itu, anak muda.
A : abang masuk katagori mana? maaf pertanyaan ini kalau kurang sopan
B : haa, cerdas kamu, anak muda!. Hidup ini, tak slalu terbuka, ada wilayah tertutup. Dan pertanyaan kamu, tak dapat ku jawab.
A : mengapa?
B : jangan kamu tanya mengapa dulu?, tapi carilah rasa itu dulu, anak muda. lalu geserlah rasa itu pada Tuhan, dan datanglah padaku.
A : tidak!
B : maksud kamu, anak muda?
A : saya akan langsung mencari rasa itu, rasa yang abang ceritakan tadi. Rasa yang terbagi pada Tuhan saja!
B : haaa, aku akan angkat topi pada kamu. Dan bila kamu berhasil, aku tak akan malu jadi murid kamu, anak muda!!!

Saudarku, bila jadi cerita cinta dan dialog cinta di atas sedang kita jalani atau minimal pernah hinggap dan bersarang di hati. Bila demikian semoga saja rasa kecintaan kita kepada Sang Pencipta menduduki rangking teratas. Sebab dari sinilah muara kebahagian akan akan tercipta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun