Mohon tunggu...
Nur Laeliyatul Masruroh
Nur Laeliyatul Masruroh Mohon Tunggu... -

I am an ordinary person, interested in finding pathways to contribute positively to the world. Suka aktifitas tulis menulis, mulai dari karya jurnalistik (former reporter a daily newspaper) hingga cerita sederhana dan konyol sehari-hari.\r\n \r\nSometimes I look unflinchingly at the world as it really is and will be. Jika tulisan-tulisan saya tidak bisa memperbaiki atau menginspirasi dunia, setidaknya (semoga) tidak menambah buruk keadaan. Semoga bermanfaat.\r\n \r\nWelcome to my mind! \r\n\r\n~ Laeli\r\n

Selanjutnya

Tutup

Nature

Taman Vertikal, Solusi Bagi Lahan Sempit

13 April 2012   16:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:39 2384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1334335008142004309

Taman umumnya selama ini ditata horizontal dimana tanaman, bunga, serta ornamen lainnya tersebar di atas tanah dan membutuhkan lahan khusus. Namun, kini rumah dengan lahan sempit bukan alasan untuk tidak bisa memiliki taman. Bahkan rumah yang tidak memiliki halaman sekalipun bisa memanfaatkan teknik tanam secara vertikal sebagai pelengkap estetika bangunan ataupun penghijauan.

Taman vertikal atau Vertical Garden dipopulerkan pertama kali oleh seorang botanist asal Prancis, Patrick Blanc. Seorang garden designer berumur 58 tahun yang telah membuat lebih dari 200 desain taman di berbagai tempat strategis di dunia. Dia membuat taman vertikal terbesar  seluas1.400 m2 menutupi permukaaan dinding luar bangunan di Rue d’Alsace Paris, Perancis. Belum lama ini, Patrick juga memamerkan instalasi karya fenomenalnya di Singapura.

Konstruksi taman yang dibuat Patrick terdiri dari kerangka berbahan logam yang dilapisi papan PVC setebal satu sentimeter dan lembaran felt dari polyamide. Tanaman disusun pada lembaran felt berdaya kapilaritas tinggi yang berfungsi mendistribusikan air hara secara merata.

Kontruksi di atas bisa diadaptasi dengan menggunakan wadah dari rak, paralon, bambu, botol bekas, bekas jerigen, tetrapack, ataupun bahan-bahan lain yang bisa dikreasikan secara efektif dan artistik.  Medium tumbuh bisa menggunakan tanah seperti menumbuhkan tanaman pada umumnya atau dengan media yang lebih ringan seperti gambut dan cocopeat.

Taman vertikal pada prinsipnya membudidayakan tanaman dengan sistem bertingkat. Teknik tanamnya biasa disebut vertikultur. Vertikultur berasal dari kata dalam bahasa Inggris vertical dan culture yang berarti budidaya tanaman secara vertikal. Dengan sistem ini, meski lahan sempit namun mampu untuk menanam tanaman hias ataupun sayuran sebanyak-banyaknya.

Keuntungan lain dari taman vertikal adalah tidak membutuhkan biaya yang besar, tergantung media yang dipakai sebagai ruang tumbuh bagi tanaman. Misal dengan membuat pot dari pipa paralon yang dilubangi dengan sentuhan artistik tertentu dan dipasang berdiri memanjang. Bisa juga menggunakan bambu atau botol bekas, Jika ingin menampilkan keindahan dan struktur yang tahan lama, wadah bisa dicat, dilukis, atau ditempeli bebatuan.

Karena dipasang vertikal, pertimbangan penting untuk mewujudkan taman ini adalah pemilihan jenis tanaman. Yang efektif tumbuh dalam taman vertikal ini biasanya berupa herba. Bisa juga memilih tanaman jenis merambat atau menjuntai ke bawah agar nampak cantik. Cocok untuk menampilkan tanaman hias, sayuran, dan buah tertentu seperti strawberry dan paprika.

Secara estetika, taman vertikal berguna sebagai penutup bagian dinding yang tidak enak dipandang, atau sebagai penghias latar yang menyuguhkan pemandangan indah dengan berbagai warna daun dan bunga. Lapisan tanaman juga bisa melindungi dinding yang banyak terpapar panas, bisa mereduksi penyerapan panas sehingga mengurangi pemakaian AC. Selain itu sekaligus bisa untuk menerapkan kebun organik, sehingga bisa memetik sayur

dan buah yang sehat dari kebun pribadi.

Disarikan dari berbagai sumber.

Depok, 13 April 2012

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun