Mohon tunggu...
Nur Janah Alsharafi
Nur Janah Alsharafi Mohon Tunggu... Konsultan - Seorang ibu yang menyulam kata dan rasa dalam cerita

ibu 4 anak dengan sejumlah aktivitas . Tulisan-tulisan ini didokumentasikan di blog saya : nurjanahpsikodista.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Reuni, Satukan yang Terserak

15 Januari 2019   01:53 Diperbarui: 15 Januari 2019   05:08 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
DOkpri: Koleksi Alste 82 (Alumni SMA 3 Semarang, angkatan 1982)

Memori yang berserak dikumpulkan kembali dalam sebuah bejana indah yang diberi label "Reuni" . Tulang belulang yang terpisah disatukan kembali dalam kegiatan  reuni ini.  Itu yang kupahami tentang agenda Reuni . Aku tak tahu persis apa yang ada dibenak masing-masing alumnus tentang agenda langka ini. "Jelasnya  reuni setelah sekian puluh tahun merupakan agenda yang tak boleh dilewatkan",  begitu bunyi pesan dalam WA Grup alumni.

Reuni dasa warsa seolah menjadi sesuatu yang sakral sehingga dari Sabang sampai Meurake atau bahkan beberapa alumnus yang di manca negara sudah mendaftarkan diri untuk menghadiri perhelatan akbar ini. Panitia adalah para alumnus yang tetap tinggal di kota asal, mereka yang beruntung dapat terus menjalin dan memupuk tali persahabatan sejak usia dini hingga usia telah lewat tengah baya bahkan jelang lansia.

 Bagi para sahabat mukimin ini, reuni boleh dikatakan agenda rutin bulanan yang biasa diisi dengan arisan, pengajian , bakti sosial , takziah atau agenda lainnya. Jejak-jejak memori alumnus mukimin ini mendapat kesempatan yang baik untuk terus dipupuk, dirawat bahkan disiram dan disemai bersama derai tawa, binar mata, senyum simpul atau bahkan cipika (cium pipi kanan) dan cipiki (cium pipi kiri) bersama sahabat di eranya. 

Merawat memori menjadi salah satu langkah penting sebuah kesehatan mental yang hakiki, kebahagiaan dan keniscayaan hidup ternyata tak cukup dengan menjuntai memori keluarga yang tentu baru dirajut setelah kita bertemu pasangan kita hingga beranak pinak atau bahkan bercucu buyut bahkan menutup mata.

Kebahagiaan dan keniscayaan hidup yang dirajut bersama para alumni, entah itu alumni TK, SD, SMP dan SMA  dimulai lebih awal dalam kehidupan. Bagi para alumni mukimin tentu tak jadi masalah sepanjang mereka ikut aktif terlibat dalam kegiatan rutin alumni. Namun bagi para alumni non-mukimin beruntunglah dapat merawat  memori jangka panjang secara serba sedikit melalui Whatssapp Grup misalnya.  

Alumni yang gencar saling sharing informasi seperti informasi  : kesehatan,  ilmu pengetahuan, agama,  kegiatan, update kondisi alumni dan keluarga serta informasi lainnya menjadi semacam vitamin memori yang memberi kesempatan sel-sel otak tumbuh subur dan sehat untuk menunda  lupa dan 'pikun'.  

Seperti yang disampaikan para pakar psikologi bahwa STM (Short Term Memory) hanyalah memori berkapasitas terbatas dan hanya mampu dipertahankan sekitar 30 detik saja. STM yang berisi Working Memory ibarat sebuah meja kerja yang sangat aktif menyusun dan mendisain suasana mejanya sendiri. Memori STM ini sebagian akan dikoding menjadi LTM (Long Term Memory) atau memori jangka panjang  dan sebagian akan lenyap (dilupakan)[1]. Sedemikiah makna sebuah reuni ???

 

Dimana letak urgensi sebuah reuni ? Ada beberapa alasan yang membuat posisi kegiatan Reuni menjadi urgen, antara lain adalah :

 Reuni adalah ajang merawat memori :  Reuni merupakan ajang strategis untuk menyuburkan kembali LTM (Long-Term Memory). LTM merupakan tipe memori  yang mampu menyimpan sejumlah informasi dalam jumlah besar, lama , relatif permanen serta bersifat tidak terbatas. Penyimpanan dan pengambilan LTM ini dapat dipermudah melalui latihan terus menerus sehingga kemampuan LTM dalam memroses informasi tidak terbatas [2].  WA Grup Alumni,  kegiatan rutin alumni secara periodik (bulanan, tahunan dst) merupakan upaya latihan terus menerus tersebut sehingga merawat dan menyuburkan memori jangka panjang. Reuni adalah salah satu ajang untuk merajut  kebahagiaan :  Kita tahu bahwa salah satu kontribusi penting dalam merajut kebahagiaan adalah emosi positif. Emosi positif dapat terkait dengan berbagai dimensi waktu baik masa lalu, masa kini maupun masa depan. Emosi positif yang terkait dengan masa depan seperti harapan, optimisme, keyakinan maupun kepercayaan. Emosi positif yang terkait dengan masa sekarang/kini adalah kegembiraan, ketenangan, semangat, flow[3].  Adapun emosi positif yang terkait dengan masa lalu antara lain adalah : kepuasan, kelegaan, kesuksesan, kebanggaan  maupun kedamaian.  Kegiatan kehidupan kita sehari-hari merajut emosi masa kini dan masa depan, namun kegiatan reuni  mampu merajut sekaligus 3 episode emosi positif yaitu masa lalu, masa kini maupun masa depan.  Beberapa emosi positif masa lalu seperti kebanggaan-kebanggaan kecil di bangku sekolah, kesuksesan prestasi dalam kegiatan belajar maupun ektra kurikuler, kedamaian dalam merajut persahabatan semasa di sekolah akan dihadirkan kembali dalam wajah wajah yang sama dengan penampilan yang berbeda (lebih matang) .  Reuni merupakan  salah satu ajang membangun jaringan : Beberapa pengalaman alumni ternyata mampu merajut jaringan yang kokoh dengan alumni lainnya dalam berbagai kegiatan. Ada sebagian yang jaringan bisnisnya bertambah kuat setelah reuni. Dan yang luar biasa program sosial berbasis alumni juga banyak dilahirkan setelah ajang reuni. Program sosial ini antara lain pemberian beasiswa untuk keluarga alumni yang membutuhkan, membangun Rumah Ibadah, membangun gedung sekolah/almamater, menerbitkan buku  dan masih banyak lagi Reuni merupakan salah satu ajang memproses kembali trauma masa lalu :  Benturan jiwa masa lalu kadang meninggalkan luka, hal ini bisa menjadi the sleeping monster  yang mengganggu perjalanan kehidupan seseorang . Pada ajang reuni , seorang alumni mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan teman masa lalunya bahkan adakalanya napak tilas sekolahnya . Reuni akan mengajak seseorang memanggil kembali peristiwa traumatis masa lalu yang pernah dialami ketika masa sekolah. Rasa sakit akibat trauma bisa jadi akan hadir, bahkan beberapa orang dapat menghadirkan kembali tak hanya secara visual namun juga secara auditory (suara) maupun petunjuk indrawi lainnya (olfactory-bau bauan melalui indra penciuman/hidung). Pemrosesan kembali peristiwa traumatis dalam reuni akan berhasil apabila seseorang telah menyiapkan diri lahir batin untuk ikut serta dikondisikan oleh teman/sahabat  yang terkait dengan perkataan maaf maupun dukungan psikologis yang positif  lainnya. Reuni adalah ajang bercermin diri :  Dalam perjalanan hidupnya adakalanya seseorang memiliki jam aktivitas yang padat, hal ini membuat hari-harinya berjalan rutin seperti sebuah mesin. Hari demi hari , bulan demi bulan, tahun demi tahun berjalan tanpa menghitung dan merasakan perjalanan waktu dan usia. Adakalanya seorang yang sudah berusia sangat matang (diatas setengah abad) menampilkan pribadinya seperti pribadi remaja. Tetap muda dalam semangat dan karya memang sangat positif dan patut diacungi jempol. Namun muda dalam arti ketidakmatangan dalam menghadapi suatu episode gelombang kehidupan, membuat seseorang seperti terhenti pengembangan dirinya. Ajang reuni membuat seseorang berkesempatan bertemu kembali dengan teman dan sahabat masa kecil atau masa remaja. Kesempatan ini membuatnya bercermin nyata........inilah diriku saat ini. Cermin diri yang nyata hadir melalui sosok teman/sahabat sebaya. Kesempatan bercermin diri, memperbaiki apa yang kurang, memupuk apa yang lebih akan membuat ajang reuni bermanfaat buat para alumni untuk bercermin diri. Aha......inilah aku yang sesungguhnya 

Reuni adalah ajang evaluasi diri :  Perjalanan panjang bersama pasangan, teman atau sahabat yang ditemui/dikenal pada tahap perkembangan berikut memang menghadirkan kenangan dan pelajaran batin tersendiri.  Namun bertemu kembali dengan sosok pribadi yang pernah bersama di masa lalu, akan menghadirkan pelajaran batin khusus yang sulit diperoleh di tempat lain. Reuni masa TK, reuni masa Sekolah Dasar, reuni masa SMP, reuni masa SMA dan reuni masa kuliah masing-masing memiliki poin-poin pelajaran batin yang berbeda. Penghayatan akan tiap masa perkembangan tersebut juga sangat berbeda antara satu dengan yang lain. Untuk itu sessi menceritakan kesan masa lalu dalam sebuah reuni akan sangat penting agar para peserta dapat mengevaluasi diri dan belajar dari rekan yang lain. Oleh karena interpretasi terhadap masa lalu dapat saja berbeda, maka kita akan mendapat pelajaran berharga untuk mengevaluasi diri jika kita mendengar kisah interpretasi teman kita terhadap masa lalunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun