Mohon tunggu...
Nurfadilah
Nurfadilah Mohon Tunggu... -

Graduate school from Fajar University, Study Programs - Accounting Departement, South Sulawesi - Makassar

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ciri Khas Budaya Sebagai Alternative

18 Februari 2016   16:26 Diperbarui: 18 Februari 2016   17:03 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Tahun 2016 telah tiba, doa dan harapan untuk lebih baik dari tahun sebelumnya telah kita panjatkan. Dalam menyambut tahun ini, pemerintah sudah pasti telah memikirkan dan mempersiapkan program untuk kedepannya. Begitu juga dengan masyarakat karena dalam menghadapi tahun 2016 dimana tahun ini merupakaan permulaan MEA (perdagangan bebas) tentu kita harus memiliki kesiapan dan kemampuan untuk bersaing. Kondisi ini mengharuskan seluruh komponen negara untuk ikut berperan dalam mendorong keberhasilan negara.

Menurut saya, MEA bukan suatu bentuk kerjasama melainkan sebuah persaingan yang memaksa masing – masing negara anggota ASEAN untuk mandiri dan berpacuh dalam mempertahankan kestabilan negara. Tujuan dari MEA adalah untuk meningkatkan stabilitas ekonomi tetapi kemungkinan juga tujuan tersebut tidak terwujud, yang ada hanya persaingan yang mungkin saja dapat saling menjatuhkan satu sama lain. Dalam hal ini posisi negara Indonesia jelas terancam. Tetapi kita jangan hanya melihat satu sisi. Ada banyak jalan yang bisa kita tempuh untuk tetap bertahan. Masing – masing masyarakat memiliki kelebihan yang dapat dijadikan sebagai aset untuk menghadapi persaingan ini.

Banyak aspek yang dapat kita manfaatkan untuk melihat seberapa siapkah kita dalam menghadapi MEA, terutama dari segi keragaman serta ciri khas budaya Indonesia. Inonesia memiliki banyak sekali keragaman budaya yang sangat indah. Bahkan negara – negara diluar Indonesia pun sangat tertarik dan mencintai budaya khas tersebut, seperti  Kain Batik. Karya Indonesia sudah terkenal di luar negeri karena keunikan dan keindahan Kain Batik yang berasal dari Jawa. Tidak hanya itu, masih banyak lagi karya seni Indonesia yang dapat berkembang jika dikelola dan dikemas dengan baik. Ini menjadi peluang besar untuk kita sebagai alternative penggerak ekonomi Indonesia.

Makanan tradisional Indonesia juga sudah sampai hingga di seluruh penjuru nusantara dan luar negeri, contohnya saja Coto Makassar. Muzayyin Arif telah berhasil membawa ciri khas Makassar ke Australia. Lontara merupakan nama Rumah Makan Khusus Coto Makassar yang sangat terkenal di Sidney. Muzayyin mengatakan, “banyak konsumen yang notabene warga Australia, meminta tambahan porsi kala menyantap coto Makassar”. Hal ini sudah menjadi bukti bahwa Coto Makassar dapat berkembang di Australia. Namun dalam mempertahankan industri makanan khas tersebut perlu memperhatikan kualitas, kritikan pelanggan dan juga tentunya tidak merubah keunikan dan ciri khas dari makanan tersebut.

Teknologi saat ini sangat berkembang pesat dan tentunya mempengaruhi perilaku konsumen terutama untuk kaum muda. Kebanyakan kaum muda sekarang lebih memilih makanan siap saji yang praktis dan instan. Hal ini menjadi tantangan bagi kita untuk membuka usaha kuliner nusantara. Dengan mengikuti trend yang ada, tentu tidak ingin ketinggalan zaman. Para kaum muda lebih menyukai makanan buatan luar negeri dibandingkan makanan buatan negeri sendiri. Sebaliknya masyarakat luar negeri menyukai makanan khas Indonesia karena rasa dan keunikannya. Justru dengan banyaknya rekasi masyarakat luar negeri terhadap makanan khas Indonesia membuat kita para kaum muda beralih dan tidak lagi berkiblat ke barat. Mengapa kita tidak yakin dengan kualitas negara kita sendiri?

Kementerian Pariwisata dan ekonomi Kreatif 2013 sudah menetapkan 30 icon makanan khas nusantara yang akan dipromosikan di ranah ASEAN dan Global yang harus terus dipromosikan dan ditingkatkan standarisasinya.

Hal ini tentu akan mendorong para entrepreneur untuk membuka usaha di bidang kuliner nusantara dan meningkatkan ketenagakerjaan beserta skillnya yang juga akan dapat mengurangi tingkat pengangguran dan kelaparan. Kondisi tersebut dapat berjalan dengan baik jika masyarakat Indonesia itu sendiri mendukung dan mencintai makanan khas nusantara. Sudah pasti kuliner nusantara akan digemari oleh masyarakat Indonesia dan tentunya juga akan digemari oleh masyarakat Internasional.

Dalam kondisi ini bukan hanya pemerintah saja yang memiliki tanggung jawab, namun seluruh komponen negara juga ikut berperan. Masyarakat harus memiliki kesadaran bahwa efek MEA tentunya pasti kita rasakan bersama. Dengan bersatu, kita akan mampu menghadapi MEA 2016.

Demikianlah yang dapat saya utarakan mengenai tanggapan saya terkait MEA 2016 yang saat ini sudah berjalan. Semoga Indonesia mendapat peluang yang besar dan terwujudnya harapan – harapan untuk kemajuan bangsa.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun