Mohon tunggu...
Nurdin nurdin
Nurdin nurdin Mohon Tunggu... -

Sebagai manusia biasa yang suka membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kelompok Nasional Sekuler Coba Ngacak Aceh ?

12 Juni 2012   17:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:03 829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Memang kelompok Marhenis Sukarnois sejak lama coba mengacak-ngacak kedamaian di Aceh,dan sekarang menuding rakyat Aceh Singkil menyegel 20 Gereja disana.Saya juga heran sekali sejak kapan terdapat gereja  gereja sebanyak itu di Aceh Singkil.                                          

Menurut Kepala Kantor Kementerian Agama Aceh Singkil,Herman yang mereka  segel tersebut bukanlah Gereja ,akan tetapi beberapa rumah penduduk yang diubah fungsinya menjadikannya sekan-akan gereja secara ilegal.Sebab untuk membangun tempat ibadah ada aturannya tertentu ,tidak bisa nyolonong begitu saja tetapi perlu ijin dari lingkungan masyarakat setempat.                                          

Oleh karena itu laporan Aliansi Sumut Bersatu kepada Eva K.Sundari dan kawan-kawan Marhenisnya tersebut,bahwa 20 Gereja disegel  dan terancam dibongkar itu adalah bohong belaka.Menurut Herman yang ada pemerintah setempat menertibkan rumah-rumah penduduk yang diubah fungsinya menjadi layaknya gereja,yang oleh warga setempat disebutnya undung-undung.                 

Memang di Aceh sejak lama sudah terdapat Gereja,Wihara terletak dipusat kota banda Ac eh ,sekitar 100 meter dari Mesjid raya Baiturrahman , dan tetap dipelihara meskipun dalam keadaan perang sekalipun. Rakyat Aceh sangat toleran terhadap kelompok lainnya,selama mereka tidak mencoba-coba mengusik kemapaman rakyat Aceh.                                     

Oleh karena itu kelompok Sukarnois -Marhenis tidak perlu mencari-cari celah untuk mengulangi kesalahan serupa yang pernah dilakukan Sukarno di Aceh,karena rakyat dari bumi Iskandar Muda itu sangat hafal bagaimana karakteristik mereka.Sukarno datang ke Aceh mengemis minta dukungan rakyat Aceh terhadap perjuangannya,tetapi setelah berhasil ia khianati kepercayaan rakyat Aceh.                                  

Konstribusi Aceh sangat besar kepadanya dibalas dengan pengkhianatan pula,apa yang dilakukan Sukarno terhadap Aceh sama sebagaimana Belanda melakukannya terhadap Ac eh sebelumnya.Kesultanan Aceh negara pertama yang mengakui kemerdekaan Belanda tahun 1602 dari Spanyol,yang kemudian dikhinanati pula sejak tahun 1871 yang kemudian meledaklah perang  Aceh.Pengkhinanatan Sukarnopun kemudian menyebabkan metetusnya perlawanan rakyat Aceh,air susu dibalas dengan tuba.                       

Ketika Aceh masih dalam proses negoisasi dengan Indonesia dalam konteks mencari solusi damai , kelompok kelompok sekuler itu juga yang selalu menghalanginya .Bahkamn Megawati mengobarkan peperangan di Aceh,yang sampai sekarangpun dia enggan mempertanggung jawabkan setiap kekerasan di Aceh.Pembantaian Pulot Jeumpa sampai Beutong Ateuh,Ara Kundow,Simpang Lhok Seumawe dan lain sebagainya yang setara dengan pembantaian Kuta Reih oleh Van Daalen atau Westerling yang sampai sekarangpun belum tuntas.Tragedi terhadap kemanusiaan tersebut tidak termaafkan,karenanya jangan Marhenis sukarnois mengusiknya lagi dengan menimpakannya berita bohong untuk memfitnah rakyat   Aceh.                                                        

Karenanya apa yang sudah diraih rakyat Aceh dalam MOU Helsinki sudah relatif cukup,yang tidak perlu lagi mengajari rakyat Aceh dalam soal-sola toleransi beragama yang memang sudah mereka laksanakan jauh sebelum Indonesia merdeka itu.Memang sekarang terdapat suatu indikasi kelompok tertentu yang hendak mengembalikan Aceh kepada kondisional masa sebelum MOU Helsinki,karena kepentingan -kepentingan politik .Bukankah soal maju mundurnya Pilkada saat itu merupakan salah satu skenarionya pula,meskipun akhirnya pilkada tersebut berlangsung dengan mulus .Permainan pusat tidak berhasil mengacak-ngacak Aceh,walaupun sampai sekarang masih tersisa juga dampaknya.                                                           

Sudahlah,enggak usah mengungkit-ngungkit lagi kekeliruan rejim sebelumnya terhadap Aceh meskipun masalah pelanggaran HAM itu perlu segera dituntaskan ,dan tidak ada salahnya jika dibawa juga ke Dewan HAM internasional.Karena supremasi hukum Indonesia tidak bisa dipercayai Rakyat,yang dengan sangat mudah bisa dibeli diatur oleh mafia kasus atau mafia peradilan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun