Paman Sam yang sedanag pusing dengan hutangnya yang besar tersebut,sehingga anggaran pertahanannya juga diapangkas sekitar US$ 860 juta yang berdampak kepada pengurangan ratusan ribu personilnya.Selain itu personil AS juga dikurangi di kawasan Europa,tetapi di geser serta di tambah kehadirannya ke kawasan Asia Fasifik.
Kedepan kehadiran pasukan AS kekawasan itu kelihatannya semakin banyak seiring memanasnya konflik di perairan dangkalan laut China Selatan antara China dan Filipina,dan kemungkinan besar pula Filipina akan menjadi pangkalan AS sejak ditutupnya Subic .Pasukan AS dan Filipinan sudah sering melakaukan latihan-latihan bersama,sebagaimana juga AS lakukan dengan Jepang dan Korea Selatan.
Namun demikian kemungkinan personil AS tidak mengetahui ,bahwa berbagai alutsista mesin perang AS banyak komponennya berasal dari China ,demikian kesimpulan dari hasil pemeriksaaan Komite Senat yang membidangi Angkatan bersenjata AS seperti BBC London,Selasa 22 Mei 2012. Namun demikin hebat juga China sudah bisa meraup pasaran alutsista AS,dan kelihatannya para personil AS menyukainya.Karena produksi China harganya lebih murah,dan mutunya bersaing dengan yang asli buatan AS sendiri.
Menurut laporan Komite Senat Bidang Pertahanan AS,bahwa sekitar 1800 unit produk palsu di suku cadang Angkatan Udara AS  lebih 70 persennya merupakan buatan China .Sebagai contohnya ,menurut Komite Senat menujuk kepada Helikopter SH 60 B,yang dipakai oleh Angkatan Laut AS banyak komponennya yang berasal dari produk China.Kemudian pesawat kargo C.130 J dan C 27 J,bahkan pesawat P-8 A dijajaran AL AS juga banyak komponennya buatan China.
Laporan tersebut merupakan hasil pemeriksaan yang dilakukan  selama setahun oleh Komite Senat bidang pertahanan AS,dan mereka menemukan hal yang sangat mengagetkan mereka.Hal itu telah membahayakan keselamatan perajurit AS,karena menggunakan komponen-komponen palsu asal China.Pengumuman yang dirilis BBC London sedikit banyak telah mendongkrak kepercayaan terhadap industri elektronika China , seiring terjadi pasang surut dinamika hubungan AS-China terkait kehadiran Washington dalam sengketa peraian di Laut China Selatan.