Mohon tunggu...
Nugroho Angkasa
Nugroho Angkasa Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pemilik Toko Online di Dapur Sehat dan Alami, Guide Freelance di Towilfiets dan Urban Organic Farmer. Gemar Baca dan Rangkai Kata untuk Hidup yang lebih Bermakna. Blog: http://local-wisdom.blogspot.com/.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru yang Tahu yang Kita Mau, Liputan Acara "Meet and Greet", Bentang Street Festival Bersama J. Sumardianta

29 Mei 2013   18:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:50 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dimuat di Majalah Pendidikan Online Indonesia, Rabu/29 Mei 2013 http://mjeducation.co/guru-yang-tahu-yang-kita-mau-liputan-acara-meet-and-greet-bentang-street-festival-bersama-j-sumardianta/ Penolakan memang menyakitkan, tapi jangan pernah berputus asa sebab menyitir petuah mendiang Hellen Adams Keller (27 Juni 1880 – 1 Juni 1968), “Saat satu pintu tertutup niscaya terbuka banyak pintu lainnya.” Ternyata hal tersebut pernah dialami J. Sumardianta, penulis buku “Guru Gokil Murid Unyu” (Bentang Pustaka, 2013). Naskah GGMU sempat ditawarkan pada dua penerbit besar di tanah air, tapi dilepeh alias ditolak mentah-mentah. Uniknya, kini pasca GGMU meledak di pasaran dan menyedot minat banyak pembaca, kedua penerbit tadi meminta guru SMA Kolese De Britto, Yogyakarta tersebut menulis buku bergenre pendidikan juga untuk mereka. Begitulah paparan inspiratif dari ayah 3 putri itu dalam acara Meet and Greet, Bentang Street Festival di Waterbank Cafe, Sagan, Yogyakarta pada Sabtu (25/5/2013) lalu. Walau acara baru dimulai pukul 14.00 WIB tapi sejak setengah jam sebelumnya telah berdatangan para peserta ke lokasi. Cuaca cukup bersahabat, matahari tak terlalu bersinar terik sehingga acara dapat digelar di luar ruangan (out door). Sembari menyimak, pengunjung juga boleh memesan minuman dan hidangan ala Cafe Waterbank. Tampak siswa-siswi dari SMAN 2 Yogyakarta yang mengambil ekstrakurikuler jurnalistik duduk di sisi barat. Mereka hendak mempraktikkan teori meliput berita. Ada yang memegang kamera dan ada juga yang tekun mencatat setiap materi yang disampaikan Pak Guru. Tiada kebetulan dalam hidup ini (there is no coincidence in this life), ternyata Pak Guru juga merupakan alumni SMAN 2 Yogyakarta. Ia merasa senang sekali bertemu dengan para siswa dari almamaternya tersebut. “Saya sangat mengapresiasi kedatangan teman-teman dari  SMAN 2 Yogyakarta,” ujarnya dengan wajah berseri. Seperti biasa Pak Guru yang juga aktif menulis resensi buku dan esai pendidikan di media nasional tersebut mengawali presentasinya dengan bercerita (story telling). “Kalau menulis dan mengajar di kelas, saya memang selalu membukanya dengan kisah unik sebelum masuk ke bagian inti. Kenapa? Karena kultur orang Indonesia suka didongengi,” katanya.

Alkisah, seorang penebang pohon menangis di tepi sungai dengan air yang mengalir deras. Dewa turun dari kahyangan demi mendengar ratapan si penebang pohon. “Mengapa kamu begitu bersedih wahai penebang pohon?”

“Kapakku terlempar ke sungai. Dengan apa lagi aku harus menafkahi keluarga kalau kapak itu hanyut Dewa?”

Dewa langsung menceburkan diri ke sungai. Ditemukannya sebilah kapak dengan pegangan bersepuh emas. “Ini kapakmu? tanya Dewa.

“Bukan,” jawab penebang pohon.

Dewa menyelam lagi dan membawa sebilah kapak bersepuh perak. “Ini pasti kapakmu,” kata Dewa.

“Bukan juga,” ujar penebang.

Dewa terjun lagi ke sungai dan membawa kapak dengan pegangan kayu lusuh.

“Nah, ini kapak saya,” ujar penebang kegirangan.

“Kamu pekerja keras yang jujur. Ambillah kapakmu. Dua sisanya aku berikan sebagai hadiah gratis.” Betapa hati si penebang pohon bersukacita mendapat hadiah kapak emas dan perak.

Tiada yang abadi, termasuk kesenangan sekalipun. Beberapa minggu kemudian penebang itu bersedih lagi dan duduk termenung di tepi sungai. Kenapa? Karena istrinya tergelincir saat meniti jembatan gantung dan terseret arus banjir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun