Mohon tunggu...
Dahrun Usman
Dahrun Usman Mohon Tunggu... Essais, Cerpenis dan Kolomnis -

Manuisa sederhana yang punya niat, usaha dan kemauan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membudayakan Pembelajaran Qur'ani di Sekolah

12 Juni 2017   23:58 Diperbarui: 13 Juni 2017   00:03 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Allah SWT., berfirman: "Alif Lam Mim Shaad. Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan kitab itu (kepada orang kafir) dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman" (Al-A'raaf: 1-2).

Pada malam ke-17 bulan Ramadhan ummat Islam selalu menggelar acara peringatan Nuzulul Qur'an, yaitu waktu diturunkannya Al-Qur'an oleh Allah SWT., kepada Nabi Muhammad SAW. Peristiwa ini terjadi ketika Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menyepi di gua Hira' pada bulan Ramadhan, dan kejadian turunnya Jibril as adalah di dalam gua Hira'. 

Nuzulul Qur'an terjadi pada pada hari Senin, sebab semua ahli sejarah atau sebagian besar ulama sepakat bahwa diutusnya beliau menjadi Nabi adalah pada hari Senin. Hal ini sangat kuat karena Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam ketika ditanya tentang puasa Senin beliau menjawab: "Di dalamya aku dilahirkan dan di dalamnya diturunkan (wahyu) atasku" (HR. Muslim). Pendapat yang mengatakan kalau Nuzulul Qur'an terjadi tanggal17 Ramadhan diriwayatkan dari sahabat Al-Bara' bin Azib dan dipilih oleh Ibnu Ishaq, kemudian oleh Ustadz Muhammad Huzhari.

"Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan"(Ad-Dukhaan: 3). Peristiwa Nuzulul Qur'an tidak diharapkan agar dijadikan sebagai hari raya oleh ummat Islam, tetapi yang terpenting adalah mempelajari isi Al-Qur'an dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai way of lifedan aturan syariat ummat Islam, maka kewajiban kita sebagai pendidik adalah kontekstualisasi dan aktualisasi nilai-nilai Al-Qur'an dalam pembelajaran di kelas. Artinya, Al-Qur'an senantiasa berbicara tentang ilmu pengetahuan dalam kontekstualisasi nilai-nilai tauhid, sholat, toleransi, ahlak, pendidikan, akal, bermasyarakat dengan baik, dan kewajiban menuntut ilmu serta menyampaikan ilmu kepada orang lain. Sehingga Rosulullah mengatakan bahwa manusia yang paling paling mulia adalah mereka yang mempunyai ilmu pengetahuan dan mengamalkannya kepada orang lain.

Oleh karena itu, Al-Qur'an tidak pernah kering dengan ajaran sains dan teknologi, bahkan Al-Qur'an dengan jelas menjelaskan tentang orbit dan tata surya kita. Al-Qur'an juga memberikan penjelasan kepada kita bagaimana sel sperma bertemu dengan ovum dan kemudian berkembang menjadi zigot dan embrio dalam rahim seorang ibu. Bahkan dijelaskan dalam Al-Qur'an, seorang bayi di dalam rahim seorang ibu dalam posisi bersujud menyembah kebesaran Allah SWT. Ada sebuah penelitian dari ilmu kedokteran yang membuat kesimpulan sangat meyakinkan bahwa seorang bayi di dalam rahim seorang ibu, ketika dibacakan ayat-ayat Al-Qur'an, sang bayi langsung menggerakan badannya untuk bersujud.

Sehingga dengan demikian, kita yakin bahwa Al-Qur'an memberikan pengetahuan bahwa seorang bayi sudah meyakini kebenaran Al-Qur'an. Oleh karena itu, yang terpenting dalam peringatan Nuzulul Qur'an sekarang ini adalah kontekstualisasi dan aktualisasi nilai-nilai Al-Qur'an dalam pembelajaran di sekolah. Pertama, kita menyampaikan pembelajaran di kelas secara terintegrasi, yaitu menyampaikan materi pelajaran sains, sosial, matematika dan pelajaran lainnya dengan dasar nilai-nilai Al-Qur'an sehingga semakin mempertebal keimanan anak didik.  Sehingga tidak ada pertentangan sama sekali antara Al-Qur'an dengan sains, justeru sians adalah aktualisasi nilai Al-Qur'an.

Kedua, guru harus mampu menempatkan muatan isi pengetahuan Al-Qur'an sebagai dasar dari pengembangan metoda belajar dan eksplorasi materi pelajaran umum, sehingga akan terjadi keseimbangan antara pengetahuan ruhiah (hati/tauhid) anak didik dengan pengetahuan umum (pikiran/rasional). Artinya, jangan sampai ilmu pengetahuan justeru membuat anak didik semakin jauh dari nilai-nilai keyakinan terhadap Allah SWT., tetapi justeri semakin mempertebal keimanan pada Allah SWT.

Ketiga, aktualisasikan nilai-nilai ajaran Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari. Guru harus memberi teladan dan mampu mengajak anak didik agar bersikap jujur, disiplin, bekerja keras, hidup sederhana, memperbaiki ahlak, dan menjaga serta melestarikan lingkungan sebagaimana diserukan oleh Allah SWT. Sebab kondisi bangsa Indonesia sekarang ini sebagai kontekstualisasi dari ajaran Al-Qur'an adalah bentuk kelalaian ummat mengamalkan nilai-nilai Al-Qur'an. Setiap hari ummat Islam membaca Al-Qur'an, tetapi aktualisasi nilai-nilai Al-Qur'an yang dibaca masih jauh panggang daripada api. Kenyataannya, kecurangan dalam ujian nasional, korupsi merajalela, perampokan dan pembunuhan selalu terjadi, kerusakan lingkungan luar biasa, dan sikap masyarakat yang tidak disiplin. Akhirnya, banyak terjadi bencana alam di Indonesia, karena Al-Qur'an hanya sekedar dibaca secara rutin, dan dihafal,  tetapi tidak diamalkan secara benar dan ikhlas dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu, kontekstualisasi dan aktualisasi nilai-nilai Al-Qur'an dalam kehidupan segari-hari harus sudah dipraktekan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah dasar. Dan tugas itu harus diemban dengan baik oleh kita sebagai tenaga pendidik, oleh karena itu marilah kita niatkan dengan tulus melaksanakan pembelajaran di kelas secara terpadu dan terintegrasi antara sains dan nilai-nilai Al-Qur'an. Sehingga anak didik kita mampu untuk mengaktualisasikan nilai-nilai Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari sebagai modal untuk meraih masa depan dan meraih cita-citanya. Amin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun