Mohon tunggu...
Novi Saptina
Novi Saptina Mohon Tunggu... Guru - Guru berprestasi di bidang bahasa dan menaruh perhatian pada kajian sosial dan budaya

Penulis adalah guru. Dalam bidang seni, dia juga menulis skenario drama musikal dan anggota paduan suara. Penulis juga sebagai pengurus lingkungan sekolah. Pada jurnalistik, penulis adalah alumni Akademi Pers dan Wartawan dan turut berpartisipasi sebagai kolumnis koran hingga saat ini

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar

26 September 2017   19:53 Diperbarui: 26 September 2017   19:55 32960
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cinta Tanah Air bersama anak-anak kelas saya

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan amanat Nawa Cita yang dicanangkan Presiden. Nawa Cita tersebut tertuang pada butir ke delapan yaitu tentang mengadakan revolusi karakter. PPK juga menyangkut  kepribadian atau akhlak siswa.

Bisa dipahami bagaimana Presiden memiliki perhatian dengan PPK karena generasi sekarang adalah generasi emas yang 30 tahun mendatang akan menjadi pemimpin. Jadi, dengan karakter yang kuat dan bagus, dapat dipastikan  kepemimpinan mendatang akan dipastikan hebat.

Begitu juga Mendikbud yang tak kalah giatnya, memerintahkan beberapa stafnya untuk mengamati  di banyak sekolah, banyak tempat, agar dicatat dimana saja tempat, atau sekolah yang mempunyai pembiasaan karakter yang kuat, agar dijadikan contoh yang harus ditiru sebagai pembiasaan  kepribadian yang harus dilakukan untuk membentuk karakter yang mumpuni.

Praktek

Peraturan Presiden No. 87 tahun 2017 tentang PPK merupakan pembuka ruang untuk sinergi antara antara sekolah dan komunitas yang bergerak dalam pengembangan nilai-nilai luhur. Kalangan guru dan sekolah menyambut baik perpres itu, sebagaimana tegas M Ramli Rahim (Ketua Ikatan Guru Indonesia di Harian Kompas, 8 September 2017).

Pembelajaran dengan contoh riil memperkuat pemahaman siswa. Saatnya sekolah bersinergi dengan pihak-pihak terkait. Dari 18 nilai utama yang diusung dalam karakter, sekolah menyederhanakan menjadi lima, yaitu Religius, Nasionalisme, Mandiri, Gotong Royong, dan Integritas. Penerapannya dengan praktik bukan dengan menghafal (Kompas, 8 September 2017).

Maka guru di sekolah harus menerapkan secara nyata, dengan praktek dan keteladan yang diberikan di sekolah pada saat mengadakan pembiasaan penerapan PPK di sekolah. Meskipun perlu tetap memberi tahu siswa tentang teorinya, yaitu pada saat mengadakan praktek PPK , siswa akan mampu menghayati dan mengerti apa yang dilakukan itu sebagai penerapan PPK.

Pancasila

Dalam kaiannya dengan berkebangsaan, apalagi sekarang Indonesia dalam keadaan memantapkan rasa kebangsaan dan Nasinalisme dengan NKRI harga mati, maka PPK juga harus erat hubungannya dengan Pancasila.

Nilai Pancasila dalam pendidikan karakter yang lima itu adalah sebagai berikut:

  1. Religius dalam pancasila beriman, bertaqwa, toleransi dan cinta lingkungan.
  2. Nasionalisme , cinta tanah air, semangat kebangsaan dan menghargai kebinekaan
  3. Mandiri, kerja keras, kreatif, disiplin, berani dan pembelajar.
  4. Gotong royong, kerja sama, saling menolong, dan kekeluargaan.
  5. Integritas, kejujuran, keteladanan, kesantunan, dan cinta pada kebenaran

(Sumber Litbang Kompas, diolah dengan Kemdikbud dan sejumlah pemberitaan media)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun