Mohon tunggu...
Novi Nurul Khotimah
Novi Nurul Khotimah Mohon Tunggu... Administrasi - Menulislah dengan hati

GURU MULIA ADALAH GURU YANG BERKARYA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hebatnya Peran Ganda Seorang Wanita

15 Juli 2017   13:08 Diperbarui: 15 Juli 2017   13:22 916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia akan berasa hampa tanpa kehadiran seorang wanita.  Laki-laki akan terasa sepi tanpa kehadiran seorang istri. Anak-anak akan merasakan pilu tanpa kehadiran seorang ibu. Begitulah gambaran umum keberadaan wanita di dalam kehidupan ini. Peran wanita sebagai istri itu sudah biasa. Peran wanita sebagai ibu itu sudah menjadi kodratnya.  Peran sebagai wanita karir itu pilihannya. Peran seorang wanita yang dapat dijalani ketiga-ketiganya adalah peran yang sangat luar biasa. Wanita hebat pastinya dan wanita penuh semangat tentunya.

Seorang wanita yang memiliki peran ganda dalam kehidupannya sudah tentu memiliki ritme kerja yang sudah tertata dengan baik,  tingkat kedisiplinan diri yang tinggi dan memiliki komitmen yang kuat terhadap pilihan hidup yang harus dijalaninya. Dan ini pula sebagai bentuk pertanggungjawaban diri terhadap tugas-tugas yang diembannya. Dengan demikian tidak ada salah satu tugas atau peran yang terabaikan apalagi sampai dikorbankan. Hal seperti itu tidaklah mudah menjalaninya terutama dalam membagi waktu. Namun jika sudah berkomitmen tentunya hal itu akan menjadi pola hidup yang sudah terbiasa.

Peran wanita yang pertama jika sudah berkeluarga tentunya adalah peran sebagai istri. Dia mempunyai tugas yang menjadi kodratnya sebagaimana sebagai seorang istri pada umumnya, dimana harus sepenuh hati mampu mengabdi dan taat melayani sang suami. Dari mulai menyiapkan keperluan dan kebutuhan suami seperti memasak untuk menyediakan makan bagi sang suami. Mencuci baju dan menyetrika baju buat kerja sang suami dan lain sebagainya. Di samping wanita itu juga harus menyiapkan kebutuhan dirinya sebagai seorang pekerja. Pekerjaan rutin yang sepertinya ringan.  Tetapi jika sang istri berhalangan mengerjakan tugas itu pastilah sang suami akan kerepotan bisa jadi kelabakan bagi suami yang tidak terbiasa melakukan tugas sebagai ibu rumah tangga.  Disitulah baru akan merasakan bahwa tugas tersebut tidaklah mudah.

Peran kedua yang tak mudah juga yaitu menjalankan kodratnya sebagai seorang ibu apalagi jika harus mengurus dan membesarkan anak-anaknya lebih dari satu orang tanpa bantuan baby sitter yang stand by di rumah. Apalagi saat anak-anaknya masih balita, sudah tentu sangat repot. Namun karena menyadari kodratnya sebagai seorang wanita menjadi seorang ibu yang harus mengasuh dan membesarkan putra putrinya hal itu tidaklah menjadi beban berat. Namun keadaan seperti itu tetap dijalani,  disyukuri, dan dinikmatinya meskipun harus berjibaku membagi waktu untuk peran-peran yang lainnya. Terutama membagi waktu dan perhatian terhadap tugasnya yang lain yaitu sebagai wanita pekerja atau wanita karir.

Peran yang ketiga adalah peran wanita yang memilih bekerja atau berkarir. Dengan tuntutan waktu sehari bekerja tidak kurang dari 8 jam.  Itu tuntutan bagi pegawai di kantor pemerintahan. Bahkan ada yang melebihi tuntutan jam kerjanya bagi wanita yang bekerja di perkantoran-perkantoran swasta atau BUMD/BUMN. Dengan tuntutan jam kerja ini mau tidak mau suka atau tidak suka wanita yang telah memilih peran ketiga harus pandai mengatur waktu. Belum lagi ditambah jika wanita karir itu juga aktif di berbagai organisasi yang menunjang profesinya.  Sudah tentu semakin menjadi padat kegiatan yang harus dilaksanakan.

Luar biasa peranan wanita yang memilih untuk bekerja atau berkarir. Meskipun jumlah jam dalam sehari semalam tetap 24 jam seorang wanita karir bisa mengefektifkan waktu dengan peran yang ganda. Ada beberapa hal yang menjadi alasan wanita yang sudah berkeluarga tetap memilih untuk bekerja. Pertama, jika yang sudah berkeluarga dia ingin membantu meringankan tugas suaminya dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga yang semakin hari semakin tinggi.  Kedua,  alasan seorang wanita berkarir karena ingin mengimplementasikan ilmu yang didapat dari hasil belajarnya, meskipun secara finansial penghasilan suaminya dapat memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Ketiga, banyak para wanita yang menjadi tulang punggung keluarga karena sang suami tidak bisa atau tidak mampu bekerja dan memenuhi kebutuhan rumah tangganya dengan berbagai alasan.

Demikianlah gambaran kecil dari beberapa wanita berkeluarga yang memilih tetap bekerja dan berkarir.  Apapun peranannya sebagai seorang wanita karir meskipun jabatannya atau penghasilannya melebihi pendapatan suamiya tetap harus menyadari kodratnya sebagai perempuan yang harus menghargai, menghormati dan taat pada suaminya.

Begitupun bagi sang suami harus lebih menghargai seorang wanita yang sangat luar biasa peranannya bagi keluarga.  Sungguh sangat tidak adil jika masih ada seorang suami yang masih melakukan kekerasan dalam rumah tangga yang seringkali terjadi. Sebagaimana sering ditampilkan di media elektonik maupun media massa. Dalam agamapun wanita memiliki kedudukan yang sangat terhormat. Keberadaannya harus dihormati. Semoga wanita-wanita hebat  seperti itu selalu mendapatkan rahmat dan keridhoan dari Allah SWT..

Cirebon, 15072017

Novi Nurul Khotimah

Anggota KPLJabar

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun