Mohon tunggu...
Novida Balqis Fitria Alfiani
Novida Balqis Fitria Alfiani Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kekompakan

20 Maret 2017   20:49 Diperbarui: 21 Maret 2017   06:00 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Rara adalah seorang mahasiswi di salah satu kampus di Malang. Ia adalah seorang anak yang pandai. Ia berasal dari keluarga sederhana. Dalam keluarganya, ia harus bertanggung jawab kepada seluruh adik-adiknya yang masih sekolah. Tuntutan ekonomi membuatnya berinisiatif untuk berjualan di kampus. Semuanya bisa dipakai untuk berbisnis. Dari menjual gorengan, brownis, buku, tas rajut, jajanan ringan, dan lain sebagainya ia jual. Untuk membantu ekonomi keluarganya.

Suatu pagi yang cerah, ketika matahari akan terbit ia bersiap-siap untuk kuliah. Sebelum bersiap untuk kuliah, Rara biasa mengikuti kegiatan di pondoknya. Karena Rara tinggal dipondok, Rara harus bisa membagi waktunya untuk kuliah, mengerjakan tugas, dan kegiatan dipondok. Untung saja Rara sudah terbiasa dengan kegiatan tersebut.

Rara berangkat kuliah dengan hati gembira. Ia merasa beruntung, karena ia dapat menempuh kuliah walaupun ekonomi keluarga pas-pasan. Apalagi setelah lolos masuk kampus negeri, ia semakin beruntung. Ia berharap, ketika lulus nanti ia dapat membantu perekonomian keluarganya.

Rara memasuki kelas, dan bertemu teman-temannya. Rara senang bertemu dan bercerita dengan teman-temannya. Ia asyik bercengkrama hingga akhirnya kuliah dimulai. Dosen mulai menjelaskan materi kepada mahasiswa. Tak terasa, kuliah pun akhirnya selesai. Rara pun mampir ke kosnya teman untuk mengerjakan sesuaru.  Karena Rara sudah janji sebelumnya.

“Rara, jadi kan ke kosku?” tanya Farah

“Iya, jadi Farah. Ayo...” jawab Rara

Rara ke kosnya Farah untuk mampir dan sekaligus berbisnis. Rara dan Farah bekerjasama bisnis tas rajut. Tas rajut yang dijual terbuat dari tali kur. Farah pandai merajut, dan mengajarinya pada Rara. Dan mengajak Rara untuk bekerjasama berbisnis tas. Akhirnya, mereka asyik membuat tas sambil berbincang-bincang. Mereka membicarakan teman sekelasnya yang belum bisa kompak.

“Eh, Farah... ngomong-ngomong kenapa teman sekelas kita kok tidak bisa kompak?” kata Rara

“Iya nih, dari dulu kan kita sudah berusaha untuk menyatukan mereka. Tapi sampai sekarang kok belum bisa kompak ya?” kata Farah

“Berbagai macam cara sudah dicoba, aku sampai menyuruh mereka menulis evaluasi pribadi masing-masing di kertas. Tapi sepertinya tidak ada dampak positif, malah mereka salah paham dan sedih dengan komentar di kertas. Menurutmu, kenapa ya kok kelas kita tidak bisa kompak?” kata Rara bingung

“Menurutku ra, teman-teman itu terlalu sensitif. Dan selalu berpikir negatif jika kita bersikap atau berkata-kata. Padahal, kan belum tentu niat kita jelek. Bisa saja, kita hanya bercanda. Tapi, mereka mengira kalau kita serius. Itu masalahnya ra. Mungkin karena karakter masing-masing kita yang berbeda.” Kata Farah menjelaskan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun