Mohon tunggu...
Novi Anggun
Novi Anggun Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Suka menulis

Seorang ibu dengan dua anak yg suka menulis. Bukan penulis, aku hanya suka menulis. Menulis apapun yg ada di dalam hati dan fikiranku.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerbung | Hati yang Terluka (1)

9 Desember 2018   19:08 Diperbarui: 9 Desember 2018   19:20 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Rena bangun dengan perasaan hampa. Ia merasa seperti ada sesuatu yang kurang dalam hidupnya, tapi entah apa. Gadis mungil berambut ikal sebahu itu melirik jam dinding yang masih menunjukkan pukul lima. Di luar hujan masih turun sejak semalam. Seolah air dari langit itu tak ada habisnya. Udara jadi terasa sangat dingin menusuk tulang. Sedingin seperti saat Ia masih tinggal di Malang. Kota kelahirannya, tempat Ia tumbuh dan di besarkan dengan kasih sayang keluarganya. 

CK! Rena berdecak. Ia jadi kangen Ibunya. Semenjak bekerja di Jakarta, Rena jarang sekali pulang. Terlebih sejak putus dari Andre, kekasihnya. Ah, menyebutkan nama lelaki itu membuat dadanya terasa sesak. 

Hubungan Rena dan Andre sudah terjalin selama hampir lima tahun. Seharusnya hubungan mereka bisa meningkat ke jenjang yang lebih serius. Pernikahan. Tapi nyatanya, impian itu tak pernah terwujud sejak tahu Andre selingkuh dengan perempuan yang baru dikenalnya. Perempuan yang lebih hebat dan kaya. Rena menghembuskan nafasnya kuat-kuat, berusaha membuang rasa sakit hati di dadanya. 

Itulah perjalanan cinta Rena yang terakhir. Ia benar-benar menutup hatinya untuk pria mana pun dari kalangan mana pun. Entah apa karena trauma atau karena Ia tak bisa move on dari Andre. Rena tak tahu. Yang jelas hatinya terluka karena pengkhianatan Andre. Dan Ia tak ingin hal itu terjadi lagi. 

Rena bangkit dari tempat tidurnya. Meski masih mengantuk, Rena tetap harus bangun pagi-pagi sekali. Ia harus mempersiapkan diri sebelum berangkat kerja. Membuat sarapan, makan, mandi, berdandan lalu berangkat ke kantor tak jauh dari tempat tinggalnya. Rena bekerja di sebuah perusahaan advertising, sebagai sekertaris. 

Rena sampai di kantornya pukul tujuh tepat. Kantor masih sepi. Rena memang selalu datang lebih awal. Sebagai seorang sekertaris yang baik, Ia sebisa mungkin selalu datang sebelum bosnya datang, walaupun jam kerja mereka baru di mulai pukul delapan. Tiba di mejanya, Rena langsung menyalakan komputernya dan mulai memeriksa email yang masuk. Ia sempatkan untuk membalas beberapa email yang masuk dari koleganya. 

"Selamat pagi, Rena." 

Sontak Ia mendongak dan mendapati Adit tengah berjalan menghampiri mejanya dengan wajah sumringah. 

Adit adalah bosnya sekaligus owner perusahaan advertising itu.

"Selamat pagi, Mas Adit." Jawab Rena seraya berdiri dan mengangguk sopan.

Lelaki bertubuh tinggi dan berkulit putih itu kemudian duduk di kursi kosong di hadapan Rena. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun