Mohon tunggu...
Inem Ga Seksi
Inem Ga Seksi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Jadilah air bagi ragaku yang api

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lima Sunduk Mentul

9 Januari 2016   07:37 Diperbarui: 9 Januari 2016   07:37 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Perempuan berkonde jawa
anggun bersolek di cermin hampir retak
gincu merah meriah nampak di bibirnya
yang tergambar separuh

Langgam jawa berdendang mendayu tipis
setipis polesan celak merk dari pasar
membingkai matanya yang sempurna
menyimpan kenangan abadi
tentang harga dirinya, yang terenggut

Selendang lurik coklat peninggalan simbok
duduk aduhai rupawan di pundaknya yang mungil
seumpama Shinta yang siap berperang
senyumnya tegar mengalahkan perpisahannya dengan sang Rama

Kembali perempuan berkonde jawa mematut diri
menatap wajahnya pada cermin retak
senyumnya tersungging...kosong
mengingat dirinya yang terhempas
sebab rahim bak pohon ara yang terkutuk

Lima sunduk mentul terpasang rapi
berjejer ceria di puncak kondenya
meliuk kanan dan kiri, riang bak perawan hendak kawin
melepas selaput tipis simbol kehormatan

Perempuan berkonde jawa melangkah tegap
langkahnya rupawan menuju kursi pelaminan
ketegarannya tergambar sempurna
“Aku perempuan , harus rela menerima madu suamiku”
ucapnya tangguh, menggertak airmata yang hendak luruh

Perempuan berkonde jawa
kini duduk, memberi restunya

 

 

Oil City, 09-01-15

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun