Mohon tunggu...
Joko Wenampati
Joko Wenampati Mohon Tunggu... -

Gak penting banget

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Inikah Pemikiran Irshad Manji?

12 Mei 2012   19:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:23 1275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama-tama saya ingin menyampaikan bahwa, di bawah inilah paragraph pertama yang saya copas dari sebuah komentar di kompas forum. URL forum diberikan oleh Sdr. Rahmad Agus Koto di lapak Sdr. Zulfikar Akbar. Saya ke forum tersebut dan menemukan komentar yang saya maksud di atas tersebut.

Apa pesan yang ingin Anda sampaikan dalam buku Allah, Liberty, dan Love?

Pesan terbesar saya adalah kita tak perlu memiliki ketakutan akan Tuhan karena Tuhan adalah cinta. Kita perlu berjuang di dalam hidup kita tanpa ketakutan. Kita harus punya kekuatan untuk berbicara ketika semua orang menyuruh kita diam. Karena ada banyak hal yang lebih penting yang bisa kita lakukan selain hanya merasa takut.

Pesan kedua saya dalam buku ini adalah bahwa budaya bukanlah sesuatu yang sakral. Fenomena yang saya tangkap dalam kehidupan umat Muslim saat ini adalah bahwa umat Muslim hidup dalam tradisi dan budaya, yang dibentuk oleh manusia, bukan oleh Tuhan.

Di Indonesia, misalnya, ketika kita masuk ke madrasah-madrasah, yang diajarkan oleh ulama adalah, "Jangan bertanya, dengarkan perkataan saya dan turuti!"

Kaum muda diberikan doktrin tanpa diberi kesempatan untuk berdiskusi, untuk bertanya. Maka, saya menuliskan sebuah buku yang menjelaskan kembali tentang ijtihad, tentang mencari sebuah kebenaran yang tertulis di dalam Al Quran.

Pesan ketiga adalah janganlah menjadi kaum moderat, tetapi jadilah kaum reformis; karena menjadi moderat tidaklah berguna.

Menurut Manji, generasi muda harus kritis, baiklah jika demikian, justru yang pertama yang ingin saya kritisi justru pemikiran Manji yang penuh dengan doktrin dari dirinya sendiri. Pertama-tama yang ingin saya kritisi adalah statemen Tuhan adalah cinta. Menurut saya, pemikiran manji bahwa Tuhan adalah cinta adalah doktrin buatan dirinya sendiri. Saya memahami apa itu cinta, karena saya punya cinta kepada keluarga dan saudara-saudara saya. Saya memahami konsep cinta, yang saya pahami cinta itu adalah sebuah perasaan manusia lainnya. Jika dipertemukan dengan konsep Tuhan agama islam (Allah), Allah adalah pencipta alam semesta. Jika cinta adalah Tuhan (Allah) maka secara maknawi yang dikaitkan dengan konsep Tuhan dalam agama islam, maka cinta menurut Manji adlah pencipta Alam semesta. Masuk akal ? Tentu tidak masuk akal, bagaimana perasaan saya, perasaan anda semua adalah pencipta alam semesta ?

Hal kedua, statemen bahwa umat islam tidak boleh bertanya selama ini di madrasah. Saya tidak tahu, di madrasah mana manji menemukan bahwa ummat islam tidak boleh bertanya dan tidak boleh berpikir. Justru umat islam justru diperintahkan berpikir, diperintahkan menimba ilmu, diperintahkan menghitung, diperintahkan melakukan perencanaan, baik taktis maupun strategis. Barangkali manji ini salah identifikasi umat. Tentang beritjihad, siapa bilang umat islam tidak boleh beritjihad? Sangat boleh bahkan sangat di anjurkan. Bahkan ummat islam diperintahkan untuk berilmu yang tinggi agar itjihadnya benar-benar sebuah itjihad yang berlandaskan kaidah-kaidah ilmiah dan bukan itjihad orang bodoh. Itjihad seorang muslim bukan pendapat orang awam, tapi pendapat seorang yang expert. Maukah anda, misalnya, mendengar pendapat tentang kesehatan dari seorang yang tidak berlatar ilmu kesehatan? Tentu tidak, anda tidak mau membahayakan kesehatan anda gara-gara itjihad asal bunyi yang bukan pakarnya.

Yang saya baca juga, Manji mengaku muslim, tapi tahukah Manji apa itu muslim? Jika ditanya apa itu muslim, tentu yang dimaksud adalah hal-hal yang khas pada seseorang yang mencirikan sebagai muslim. Jika tidak ada ciri khas, apa bedanya muslim dan bukan muslim. Jika muslim dan bukan muslim tak dapat dibedakan cirinya, bagaimana keberadaan muslim diketahui? Lebih lanjut lagi, apakah muslim itu benar ada ? Jangan-jangan ini seperti dua kata yang terdengar sama tapi beda yang dimaksud, seperti kecap dan ketcup. Yang saya pahami, muslim itu adalah invidu dalam jamaah, jamaah artinya persatuan ummah, apa yang menyatukan mereka ? Tak perlu saya bawakan dalil di sini, saya hanya mengingatkan untuk berpegang teguhlah ditali Allah dan jangan bercerai berai.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun