Mohon tunggu...
Nissaull Khusna
Nissaull Khusna Mohon Tunggu... Freelancer - DREAMER
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

dreamer

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pandangan Islam terhadap Anak Usia Dini

22 September 2017   09:19 Diperbarui: 22 September 2017   09:27 1710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dewasa ini, sering kita mendengar pemberitaan terhadap perilaku anak yan8g menyalahi nilai-nilai kesopanan,  perangai yang menyimpang semakin terdengar di mana mana, perilaku abnormal dan asusila semakin menjadi pemberitaan di media massa dan media elektronik,seperti tercatat dalam komnas perlindungan anak, seorang anak umur 9 tahun korban kekerasan ibunya akhirnya si anak ingin membunuhnya Jika ia bertemu dengan ibunya. Begitu pula anak usia 11 tahun membunuh anak usia 4 tahun di kediri,  jawa timur. Adanya kasus pencurian dan kasus kekerasan seksual yg terjadi pada anak-anak. 

Tentunya kenapa semua itu terjadi? Menurut pengamatan sementara,  perilaku -perilaku itu timbul disebabkan karena faktor kelalaian orang tua menanamkan nilai-nilai yang amat mendasar kepada si anak diwaktu usia dini. Mungkin karena orang tua tidak memiliki waktu untuk mendidik sang anak dengan adanya berbagai kesibukan. Bagi masyarakat lapisan bawah, ketiadaan waktu itu disebabkan waktunya habis untuk mencari kebutuhan hidupnya, sementara lapisan menengah waktunya habis  untuk mengejar tambahan penghasilan dan lapisan atas waktunya habis untuk mengajar karir dalam jabatan publik atau mengejar bisnis. tapi akibatnya tetap sama yaitu tidak sempat lagi melakukan tugas Pendidikan terhadap anak-anaknya. Semua hal diatas dapat dicegah atau dihindari dengan konsep pendidikan yang pas dan benar seperti konsep islami.  

Menurut pandangan islam, setiap anak yang dilahirkan kedunia dalam keadaan suci atau lebih populer dengan istilah fitrah. Fitrah berarti suatu potensi yang dianugerahkan Allah secara langsung kepada setiap anak manusia yang baru lahir. Dan sudah dituliskan dalam beberapa hadis-hadis Rasul. Diisyaratkan bahwa faktor pendidikan orang tua memegang peranan yang sangat menentukan dalam menanamkan kesadaran beragama kepada anak. Senada dengan itu untuk menjadikan anak yang cerdas sehat dan memiliki penyesuaian sosial yang baik, peranan orang tua sangatlah dominan. Orang tua merupakan salah satu faktor penentu utama dalam perkembangan kepribadian anak disamping dengan faktor-faktor lain.

Untuk itu, supaya fitur yang dimiliki anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tuntunan Islam, maka sejak awal anak harus ditanamkan nilai-nilai ajaran Islam. Adapun nilai-nilai yang menjadi terutama terdiri dari tiga tiang pokok yaitu aqidah, Syariah, dan akhlak. 3 prinsip pokok itu bagaikan Trisotomi yang mempunyai peranan yang amat menentukan dalam pembinaan anak

1. Penanaman aqidah atau keyakinan

Aqidah berisikan keyakinan terhadap adanya Tuhan dan ajaran yang benarnya datang dari Tuhan, Meyakini dalam hati secara kokoh, tiada keraguan dan dipilih menjadi Jalan hidupnya. Tauhid mempunyai pengaruh dalam aspek kehidupan seorang muslim, Social, budaya, ideologi, budaya, pendidikan dan lain-lainnya. Iman merupakan kunci pokok membentuk keislaman seseorang. Seseorang dapat dikatakan muslim manakala ia sudah beriman. Antara iman dan Islam merupakan suatu kesatuan yang saling mengisi. Imam tiada artinya tanpa amal shaleh iman kepada Allah. Oleh karena itu keenam Rukun Iman yaitu kepercayaan kepada Allah, malaikat-malaikat-nya, rasul-rasulnya, kitab-kitab nya, hari kebangkitan di hari akhirat nanti, serta qada dan qadar semestinya ditanamkan kepada si anak semenjak usia dini. Karena kepercayaan itu tidak akan tumbuh dan berkembang pada diri anak kecuali dengan pembinaan dan latihan secara rutinitas

1. Penanaman Syariah/ ibadah

Adapun ibadah yang perlu ditanamkan pada anak usia dini yaitu dalam bentuk pengenalan dan latihan melakukan rukun Islam yang lima terdiri dari pengucapan dua kalimat syahadat salat puasa zakat dan haji. Begitu pula ibadah umum dalam bentuk pengenalan dan pembiasaan pengucapan kalimat thayyibah, perbuatan-perbuatan yang baik, seperti berbakti kepada orang tua, menyayangi teman, menolong tetangga dan lain-lain. Dengan adanya pengenalan, pembiasaan dan latihan sejak dini maka kelak sewaktu anak menjadi remaja dan dewasa mereka bisa terbiasa melakukan ibadah dan merasakan bahwa ibadah itu adalah suatu kebutuhan yang wajib dilaksanakan

3. Pembinaan akhlak

Kata akhlak berasal dari khalaka yang artinya kelakuan tabiat watak kebiasaan dan peradaban. Adapun akhlak secara vertikal adalah berakhlak kepada Allah yaitu suatu tata cara etika melakukan hubungan atau komunikasi dengan Allah sebagai tanda syukur atas rahmat dan karunia-nya yang beraneka. Sedangkan akhlak secara horizontal yaitu sikap dan etika perbuatan terhadap diri sendiri, terhadap manusia dan terhadap alam sekitarnya.Untuk menumbuhkan generasi penerus yang berakhlakul karimah, maka perlu diberikan dan ditanamkan kepada anak usia dini tata cara berakhlak baik terhadap Allah, diri sendiri dan lingkungan keluarga serta alam sekitar. Untuk itu agar anak terhindar dari akhlak tercela pembinaan akhlak perlu dilakukan sejak usia dini melalui latihan pembiasaan dan contoh suri tauladan dari anggota keluarga terutama orang tua, sebab apa yang diterima dan dialami anak sejak dini akan melekat pada dirinya dan akan membentuk kepribadiannya anak usia dini aku ini ini dari keyboard yang apa ini

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun